Bagaimana Cara Menumbuhkan Motivasi dan Memulai Bisnis Sendiri
Motivasi adalah kekuatan yang menjadikan kita memulai tanpa keinginan memulai, untuk mendahulukan yang ingin ditunda, untuk meneruskan walau pun ingin berhenti, untuk bekerja lebih kuat daripada perasaan malas, untuk melakukan yang meskipun, dan untuk tetap berupaya mengatasi semua ketidakmungkinan.
Motivasi pada sifat aslinya kuat, damai, dan berkelanjutan.
Motivasi adalah kekuatan tak tampak yang memisahkan kita dari mereka yang hanya bercita-cita tetapi yang tidak bersungguh-sungguh. Bila tujuan itu arah, maka motivasi adalah tenaga untuk menjalaninya.
Bila tujuan yang benar dan bernilai tinggi telah ditetapkan, motivasi akan menjadi kekuatan yang menghantarkan ke gerbang-gerbang gudang hadiah yang menyegerakan kesejahteraan dan kebahagiaan.
Bila tujuan untuk mendirikan usaha sendiri telah ditetapkan, maka bersegeralah memulai!
Darimana mulainya?
Untuk mulai berwirausaha, cara yang paling efektif adalah dengan mengamati apa yang kita lakukan sehari-hari. Salah satunya dengan mencari sesuatu yang membuat seseorang sangat senang melakukannya, seakan tanpa ada perasaan lelah.
Misalnya, seseorang yang sangat senang mengumpulkan pernak-pernik unik, makin lama koleksinya makin banyak, kemudian berkembang menjadi sebuah toko penjual pernak-pernik unik.
Alasan lain dimulainya bisnis adalah karena keterpaksaan, misalnya orang yang berkali-kali ditolak bekerja di perusahaan atau sudah bosan hidup di jalanan kemudian berupaya keras belajar secara otodidak. Dengan tekun dia belajar desain, web, dan teknologi.
Seiring dengan berjalannya sang waktu, ketika sebagian potensi telah dikumpulkan dan telah terkristalkan, lahirlah dari rahim sang waktu seorang wirausahawan di bidang desain. Kemudian karena pangsa pasarnya besar maka usaha itu akhirnya dikembangkan menjadi lahan bisnis yang lebih besar.
Seorang ibu rumah tangga yang terpaksa membuka usaha kuliner untuk menambah penghasilan karena gaji suaminya tidak cukup, kemudian berkembang menjadi sebuah restoran.
Seorang karyawan yang terkena PHK terpaksa membuka usaha penjualan alat tulis kantor untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, kemudian berkembang menjadi sebuah perusahaan distribusi.
Awalnya adalah keterpaksaan. Dan bila diperhatikan lagi dengan lebih teliti bahwa dasar dari berkembangnya usaha itu adalah kesungguhan dari para pemulanya. Kesungguhan ini bisa berasal dari keterpaksaan, ketertarikan atau kesukaan.
Kesenangan, keterpaksaan, ketertarikan, dan segala hal yang berbau emosional akan membuat orang bersungguh-sungguh dalam berusaha.
Saat seseorang tertarik pada sesuatu, sesuatu itu akan tumbuh nilainya dalam perkiraannya.
Dan yang menjadi fokus seseorang akan tumbuh. Sehingga bila seseorang berfokus pada yang menarik hatinya, dia akan menyaksikan sebuah pertumbuhan dalam diri seseorang yang menyebabkan pertumbuhan dalam kehidupannya.
Bila ketertarikan seseorang adalah mengupayakan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan orang lain, maka tumbuhlah kebaikannya.
Industri teknologi dan komunikasi yang mewarnai dunia saat ini, dulu adalah perusahaan kecil yang dimulai dari kamar kontrakan, garasi, gerbong kereta api yang tidak dipakai, atau kantor sewaan. Dan semuanya dimulai dari orang-orang dengan komitmen yang sangat kuat kepada usaha yang digelutinya.
Michael Dell, Bill Hewlett dan David Packard memulai bisnis mereka dari kamar kontrakan dan garasi. Soichiro Honda memulai bisnisnya dari sebuah bengkel kecil. Bob Sadino memulai bisnis dengan menawarkan telur dari rumah ke rumah.
Mereka menghormati visi yang bagi sebagian orang masih disebut impian. Mereka mencermati kata hati dan insting mereka terhadap cara-cara yang mengarah kepada keberhasilan realisasi impian mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk mendapatkan dukungan bagi upaya pencapaian ide bisnisnya. Mereka orang-orang yang rendah hati, yang senang belajar.
Mereka bertarung sengit dengan pesaing yang jauh lebih kuat, kekurangan modal karena kerugian-kerugian awal, dan bertahan terhadap pesimisme dari orang-orang di sekitarnya. Kesulitan dihadapi dengan persepsi dan proporsi yang benar.
Kesulitan dalam berbisnis akan menjadikan laksana sebuah cermin yang mampu menampilkan diri seseorang lebih jelas daripada penampilan luar berupa wajah dan pakaian.
Kesulitan akan melontarkan kematangan pengelolaan perasaan ke dinding-dinding pengertian, agar seseorang melihat jarak antara jiwa sekarang dengan jiwa yang mulia. Kesulitan akan menuntut seseorang untuk menggunakan semua kemampuan yang ada pada serat-serat kecerdasan dan bakat.
Kesulitan sering tampil lebih menonjol dan menarik untuk diperhatikan, mengaburkan pandangan mata dengan air mata, dan menghalangi pengertian baik dengan kebisingan keluhan. Padahal, kesulitan adalah pengalih perhatian dari kemudahan yang sebetulnya selalu berada di balik kesulitan.
Kesulitan mengubah dirinya menjadi hadiah yang terbaik bagi yang mengupayakan yang terbaik dari yang bisa dilakukan dalam keadaan sulit. Kesulitan itu akan melunak dan menyerah bila seseorang mengubah dirinya menjadi lebih kuat dan menginginkan kemenangan.
Awalnya adalah keterpaksaan. Dan bila diperhatikan lagi dengan lebih teliti bahwa dasar dari berkembangnya usaha itu adalah kesungguhan dari para pemulanya. Kesungguhan ini bisa berasal dari keterpaksaan, ketertarikan atau kesukaan.
Kesenangan, keterpaksaan, ketertarikan, dan segala hal yang berbau emosional akan membuat orang bersungguh-sungguh dalam berusaha.
Saat seseorang tertarik pada sesuatu, sesuatu itu akan tumbuh nilainya dalam perkiraannya. Dan yang menjadi fokus seseorang akan tumbuh. Sehingga bila seseorang berfokus pada yang menarik hatinya, dia akan menyaksikan sebuah pertumbuhan dalam diri seseorang yang menyebabkan pertumbuhan dalam kehidupannya.
Bila ketertarikan seseorang adalah mengupayakan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan orang lain, maka tumbuhlah kebaikannya.
Karena pilihan yang sudah tetap, atau karena tidak adanya pilihan, kita memutuskan atau terpaksa memutuskan untuk memulai berwirausaha. Memang tidak ada jaminan bahwa semua wirausahawan akan berhasil, tetapi dengan pemikiran dan sikap yang baik, disertai tuntunan pendirian usaha baru yang komprehensif, kesempatan kita untuk berhasil menjadi lebih baik.
Pertanyaan berikutnya adalah kapan waktu yang tepat memulai berwirausaha?
Waktu telah membuktikan bahwa kita tidak akan pernah betul-betul siap untuk apa pun yang mungkin terjadi di masa depan, sehingga menunggu tercapainya kesiapan sempurna sebelum bertindak adalah upaya yang sia-sia. Kesiapan sebetulnya adalah kesiapan yang dibangun sambil melakukan yang seharusnya dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sejauh mungkin hindari keterdesakan dan ketergesaan untuk mendapatkan uang sebagai motivasi untuk mendirikan usaha. Keterdesakan adalah pemicu keputusan untuk segera mulai usaha, tetapi bukan motivasi yang baik bagi pendirian usaha.
Jangan berwirausaha hanya karena untuk mencari uang, karena kalau hanya mencari uang jadi pegawai pun bisa. Tetapi berwirausaha itu karena ingin mencari potensi. Artinya mencari pengembangan.
Sebuah bisnis itu bisa meyakinkan bila kita yakin pengembangannya di masa mendatang. Apabila keperluan minimum hanya untuk mendapatkan uang, itu harusnya dilupakan. Kalau itu sudah dilewati berarti kita terbebas dari batas hanya sekedar mencari uang.
Artikel ini merupakan kontribusi dari Wadiyo yang mempunyai blog bagus tentang manajemen keuangan di http://manajemenkeuangan.net/