Menguatkan Akar, Menembus Pasar: Pelatihan Branding dan Inovasi untuk UMKM Perempuan di Tawangmangu

Tawangmangu, 19 Juni 2025 – Bagaimana caranya membuat usaha kecil lebih siap bersaing di pasar modern tanpa kehilangan akar lokalnya? Pertanyaan penting ini menjadi fokus utama dalam pelatihan bertajuk “Inovasi, Branding, dan Kewirausahaan” yang berlangsung di Rumah Atsiri Indonesia. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi tiga pihak: BINUS University, Rumah Atsiri Indonesia, dan International Labour Organization (ILO), dengan satu visi yang sama—memberdayakan perempuan pelaku usaha di desa sebagai penggerak ekonomi sekaligus penjaga tradisi.

 

Sebanyak 20 pelaku UMKM perempuan dari sektor kuliner, herbal, hingga kerajinan tangan, mengikuti pelatihan ini dengan penuh semangat. Didampingi oleh para akademisi dari BINUS Business School—Dr. Artamoro Sundjaja, Dr. Sekar Prasetyaningtyas, dan Chairani Putri Pratiwi, M.Sc—para peserta diajak untuk mengeksplorasi kembali potensi lokal yang mereka miliki. Pelatihan ini tidak hanya berisi teori, namun juga praktik langsung, diskusi kelompok, hingga simulasi penyusunan strategi branding.

Tujuannya jelas: membangun identitas merek yang kuat, menghadirkan inovasi yang relevan, dan menceritakan nilai produk yang lahir dari budaya lokal. Semua ini dilakukan dengan pendekatan yang ramah dan memberdayakan, sesuai dengan karakter UMKM yang seringkali tumbuh dari akar komunitas.

Kehadiran Camat Tawangmangu dan dukungan dari komunitas UMKM setempat mempertegas pesan yang dibawa pelatihan ini: bahwa usaha kecil milik perempuan bukan hanya soal penghasilan tambahan, tetapi bagian penting dari pembangunan ekonomi desa yang berkelanjutan. Pelatihan ini juga menjalin kerja sama lintas desa demi memperluas jangkauan dan daya saing produk mereka.

Dari pelatihan ini, beberapa faktor krusial bagi keberhasilan UMKM antara lain:

  1. Identitas Merek yang Kuat

UMKM perlu memiliki cerita dan nilai unik yang membedakan mereka di pasar.

  1. Kemampuan Berinovasi

Menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar tanpa menghilangkan ciri khas lokal adalah kunci.

  1. Jaringan dan Kolaborasi

Dukungan dari komunitas, pemerintah, dan institusi pendidikan bisa mempercepat pertumbuhan.

  1. Pemberdayaan Perempuan

Ketika perempuan diberi akses pada pengetahuan dan ruang kolaborasi, mereka mampu menjadi agen perubahan.

  1. Komitmen untuk Belajar dan Berkembang

UMKM yang terus belajar dan terbuka terhadap masukan akan lebih adaptif terhadap tantangan zaman.

Dengan factor tersebut, UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan membawa dampak positif bagi komunitas mereka.

– Puti