Membuka Gerbang Kesejahteraan: Literasi Keuangan untuk Calon Pekerja Migran

Di tengah cita-cita akan kehidupan yang lebih baik, banyak calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) memulai perjalanan mereka dengan harapan besar, namun seringkali dibekali dengan literasi keuangan yang terbatas. Inilah latar belakang emosional yang mendasari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dari BINUS University—sebuah inisiatif yang berupaya menutup celah pengetahuan krusial ini. Pada 10 Juli 2025, kami hadir di LPK Sasana Bina Karya, Malang, untuk sebuah misi yang lebih dari sekadar transfer ilmu: memberdayakan individu agar mampu mengendalikan masa depan finansial mereka. Kegiatan bertajuk “Literasi Keuangan untuk Pekerja Migran LPK Sasana Bina Karya” ini dilaksanakan oleh Bapak Krismi Budi Sienatra, S.E., M.M., dari Entrepreneurship Business Creation BINUS Business School. Ini adalah langkah nyata mewujudkan misi BINUS dalam memberdayakan masyarakat, dengan fokus pada penguatan aspek kewirausahaan dan pendanaan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu luaran yang diharapkan.

Mayoritas calon PMI dihadapkan pada tantangan yang sama: latar belakang pendidikan ekonomi yang rendah dan minimnya akses terhadap informasi pengelolaan keuangan yang sehat. Motivasi utama mereka memang mulia—melunasi utang, membiayai pendidikan anak, atau memperbaiki rumah—namun kurangnya pemahaman tentang menabung, membuat anggaran, dan memahami investasi membuat mereka rentan terhadap perilaku konsumtif dan penipuan keuangan. Tanpa pemahaman yang kuat, jerih payah mereka di luar negeri berisiko sia-sia, dan dampaknya terhadap kesejahteraan keluarga serta komunitas pun menjadi kurang optimal. Dengan kata lain, kami tidak hanya bicara tentang uang, tapi juga tentang perlindungan impian dan martabat mereka.

Untuk menjawab persoalan mitra tersebut, tim PkM BINUS merancang solusi dengan pendekatan pendampingan yang bersifat praktis, interaktif, dan kontekstual. Selama satu hari tatap muka yang intensif, metode yang digunakan mencakup diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi finansial, bahkan roleplay membuat anggaran. Materi yang disampaikan sangat mendasar namun krusial, meliputi perencanaan keuangan pribadi dan keluarga, manajemen utang dan tabungan, pengenalan produk keuangan legal, serta yang terpenting: waspada terhadap penipuan keuangan dan investasi bodong. Edukasi ini juga mencakup pentingnya perencanaan pasca-migrasi, memberikan mereka peta jalan finansial untuk masa depan.

Aura optimisme dan antusiasme sangat terasa di LPK Sasana Bina Karya. Dalam setiap sesi, para calon PMI menyerap ilmu baru tentang cara mengendalikan keuangan mereka, mulai dari rumus sederhana “Pendapatan – Konsumsi = Tabungan + Investasi” hingga langkah-langkah dasar pengelolaan seperti Anggaran, Tabungan, dan Mengelola Utang, yang dipaparkan melalui studi kasus yang relevan dengan gaji mereka di luar negeri. Mereka diajak untuk memahami bahwa pondasi rumah finansial yang kokoh dimulai dari dana darurat dan perencanaan yang matang. Keberhasilan program ini diukur dari peningkatan pemahaman peserta dan indikator SDGs Goals 8, yang berfokus pada pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Melalui inisiatif ini, BINUS University menegaskan komitmennya untuk menjadi institusi yang tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga turut aktif dalam memberdayakan masyarakat secara nyata. Dampak yang kami harapkan bukan hanya peningkatan literasi, melainkan transformasi cara pandang: menjadikan setiap calon PMI agen perubahan finansial bagi keluarga dan komunitasnya, yang berujung pada peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan. Program ini terbukti berhasil dan akan dilanjutkan atas permintaan masyarakat.-