Mengukir Jejak Digital: Kisah Inspiratif UMKM Warung Pawon dan Penguatan Branding di Malang

Di tengah hiruk-pikuk Kabupaten Malang, terdapat sebuah UMKM bernama Warung Pawon yang menyimpan kekayaan rasa masakan tradisional yang otentik. Meskipun produknya berkualitas tinggi dan memiliki pelanggan setia, Warung Pawon menghadapi tantangan klasik yang dialami banyak UMKM: kelemahan dalam promosi dan pengelolaan media sosial. Di sinilah kisah inspiratif ini dimulai. Sadar akan potensi luar biasa yang terpendam, tim dosen dan mahasiswa dari BINUS University turun tangan, membawa misi pemberdayaan komunitas yang menjadi inti dari nilai-nilai perguruan tinggi. Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Warung Pawon tidak hanya mendapat harapan baru, tetapi juga kunci untuk bersinar di era digital.
Dilaksanakan oleh Nur Yudiono, S.AB., M.AB dari jurusan Entrepreneurship Business Creation, tim BINUS Business School meluncurkan program bertajuk “Penguatan Branding dan Digital Marketing UMKM Warung Pawon”. Program ini berfokus pada tiga pilar utama: redesain logo, produksi konten visual, dan optimalisasi media sosial. Intervensi ini menjadi krusial karena Warung Pawon memiliki masalah mendasar—identitas visual yang belum konsisten, foto produk yang kurang menarik, dan keterbatasan keterampilan promosi modern. Inilah momen penting untuk mengisi celah tersebut.
Solusi yang dirumuskan tim BINUS bersifat tepat guna dan berkelanjutan. Mereka merancang ulang logo dan Brand Guideline untuk membangun citra merek yang kuat, mengadakan pelatihan food photography sederhana agar visual produk lebih memikat, serta menciptakan desain konten media sosial yang konsisten menggunakan template Canva. Lebih jauh lagi, mereka mengintegrasikan Linktree—teknologi low-cost dan user-friendly—sebagai tautan utama di bio media sosial, mempermudah pelanggan mengakses menu, kontak pemesanan, dan lokasi. Dengan teknologi sederhana ini, Warung Pawon kini dapat mengoperasikannya secara mandiri. Dampak emosionalnya sangat nyata: keterampilan promosi yang terasah memberi pemilik usaha kepercayaan diri dan kemandirian untuk bersaing di pasar yang lebih luas.
Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan selama dua hari di Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, tepatnya pada bulan Agustus 2025. Walaupun singkat, luaran yang dihasilkan sangat konkret: logo produk, Twibbon, foto produk, dan Linktree. Keberhasilan program ini terbukti dengan tercapainya indikator SDGs Goals 8 (Decent Work and Economic Growth) dan Goals 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure). Melalui program ini, Warung Pawon diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan interaksi pelanggan, memperkuat citra merek, dan mendorong peningkatan penjualan yang berkelanjutan. Kisah ini adalah bukti nyata komitmen BINUS University dalam menciptakan dampak positif dan memastikan keberlanjutan manfaat bagi mitra komunitas.
Kisah Warung Pawon ini hanyalah satu dari sekian banyak upaya BINUS University untuk memberdayakan masyarakat melalui ilmu pengetahuan, inovasi, dan kreativitas. Ini adalah narasi tentang bagaimana kolaborasi antara akademisi dan komunitas dapat mengubah tantangan menjadi peluang, menciptakan dampak kemanusiaan yang mendalam melalui pendekatan profesional yang terstruktur. Sebagai dosen, mahasiswa, atau masyarakat umum, kontribusi sekecil apa pun dapat menciptakan gelombang perubahan.-