Menyingkap Potensi GeoAI: Kisah Inspiratif dari Kuliah Pakar untuk Masa Depan Mitigasi Bencana

Pernahkah terbayang bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi komunitas dari ancaman banjir? Di tengah tantangan perubahan iklim, inovasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dalam semangat pengabdian kepada masyarakat dan komitmen untuk menyebarkan ilmu yang berdampak, BINUS University melalui salah satu dosen terbaiknya mengambil langkah inspiratif. Kisah ini bukan sekadar transfer ilmu, melainkan jembatan harapan menuju masa depan yang lebih tangguh—sejalan dengan misi BINUS untuk memberdayakan dan berkontribusi nyata bagi bangsa.
Fabian Surya Pramudya, S.T., M.T., Ph.D., dosen dari Jurusan Matematika, School of Computer Science BINUS University sebagai pelaksana utama dari kegiatan ini. Beliau menjadi narasumber dalam Kuliah Pakar bertema “Mapping the Unseen: GeoAI Techniques for Flood Hazard Prediction using Globally Available Dataset.” Dalam sesi ini, Dr. Fabian membagikan wawasan mendalam tentang teknik Geospatial Artificial Intelligence (GeoAI), termasuk machine learning dan deep learning, dalam mengolah data spasial terbuka dari satelit seperti Sentinel-1/2, Landsat-8, dan Digital Elevation Models (DEM) untuk memprediksi bahaya banjir. Ini adalah demonstrasi nyata bagaimana ilmu komputer dan ilmu kebumian dapat berkolaborasi demi keselamatan komunitas.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 29 Juli 2025 sebagai bagian dari kolaborasi akademik antara BINUS University dan Fakultas Teknik Universitas Jember. Kuliah pakar ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa Universitas Jember yang tertarik mendalami mitigasi bencana berbasis teknologi. Dengan total kehadiran mencapai 80 orang, antusiasme peserta terlihat dari dialog aktif yang berlangsung sepanjang sesi. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan pipeline pemodelan GeoAI secara praktis dan mendorong integrasi pendekatan interdisipliner—sebuah langkah penting untuk menciptakan solusi berbasis data dalam menghadapi tantangan hidrometeorologi.
Pendekatan kegiatan ini berfokus pada pengajaran dan pelatihan interaktif. Dr. Fabian tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga menekankan implementasi praktis penggunaan data terbuka untuk sistem peringatan dini dan perencanaan tata ruang berbasis risiko. Hasilnya, kegiatan ini berhasil diselesaikan dengan baik, dengan partisipasi aktif dari dosen dan mahasiswa sebagai indikator transfer pengetahuan yang efektif. Dampak emosional dari inisiatif ini sangat terasa: dengan membekali generasi penerus dengan kemampuan memprediksi dan merespons bencana secara lebih akurat, kita sedang menanam benih keselamatan.
Keberhasilan kegiatan ini membuka potensi keberlanjutan program serupa di masa depan. Ini membuktikan bahwa langkah kecil dalam berbagi ilmu dapat menciptakan efek gelombang yang besar bagi komunitas yang lebih luas. Kisah ini adalah cerminan dedikasi BINUS University untuk tidak hanya mendidik di ruang kelas, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui inovasi. Dengan GeoAI, kita mengubah data mentah menjadi solusi yang menyelamatkan jiwa dan aset.-
Dari Jakarta hingga Jember, dan untuk seluruh Indonesia, kita membuktikan bahwa teknologi adalah alat terkuat dalam pelayanan publik. Mari terus ikuti perjalanan inspiratif Community Empowerment dari BINUS University.