Merajut Asa di Ujung Utara Jakarta: Kisah UMKM Pulau Panggang Menuju Era Digital

Di tengah birunya laut Kepulauan Seribu Utara, terhampar Pulau Panggang yang menjadi sebuah wilayah dengan potensi bahari yang melimpah terutama pada hasil olahan laut. Namun di balik keindahan itu, terdapat tantangan yang dihadapi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat dengan keterbatasan akses pasar dan minimnya literasi digital. Inilah narasi yang menggerakkan tim dosen dari BINUS University untuk hadir karena kami percaya bahwa pemberdayaan yang terarah dan berkelanjutan adalah kunci untuk mentransformasi keterbatasan menjadi kekuatan, sejalan dengan komitmen BINUS dalam mencetak insan yang peduli dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Melalui program pengabdian kepada masyarakat ini, kami ingin menyajikan ilmu dan harapan baru bagi kemandirian ekonomi masyarakat kepulauan.
Program yang dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2025 bertempat di Pulau Panggang, kami melaksanakan serangkaian pelatihan dan pendampingan singkat namun terfokus. Yang menjadi fokus utama kami adalah memperkuat dua pilar krusial kemampuan digital marketing dan perbaikan proses produksi. Sebelum intervensi ini banyak pelaku usaha masih bergantung pada penjualan hasil laut mentah kepada tengkulak dengan harga rendah. Melalui pendampingan ini, kami berupaya membekali mereka dengan pengetahuan praktis, mulai dari memanfaatkan media sosial dan marketplace hingga teknik pengolahan yang higienis, pengemasan, dan branding produk lokal untuk menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan global dan memanfaatkan potensi pariwisata Kepulauan Seribu.
Program ini dilaksanakan oleh Dr. Ir. Haryadi Sarjono, ST., MM., ME. dari Jurusan Manajemen BINUS Business School Undergraduate yang didampingi oleh mahasiswa jurusan Marketing Communication, Angelica Belinda – 2540133556 memberikan energi yang segar bagi para UMKM. Targetnya adalah 16 UMKM di Pulau Panggang. Di mata kami, ini bukan sekadar angka melainkan 16 kisah keluarga yang sedang berjuang dimana saat mereka menyadari potensi WhatsApp Business atau bagaimana kemasan yang lebih baik bisa membuat produk olahan ikan mereka menjadi naik kelas. Hasilnya terjadi perubahan positif pada pola pikir dan praktik bisnis mereka yang memungkinkan mereka mulai berkolaborasi melalui kelompok usaha bersama untuk mengatasi kendala distribusi dan modal, serta menunjukkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam memperluas jaringan pemasaran. Ini merupakan bukti nyata bahwa intervensi yang terarah dapat memberikan dampak nyata pada penguatan ekonomi lokal.
Kisah transformasi yang paling mengharukan adalah pergeseran dari ketergantungan pada penjualan bahan mentah menjadi penciptaan produk bernilai tambah yang kompetitif. Berbagai inovasi usaha pun bermunculan mulai dari kerupuk ikan dengan merek lokal, kerajinan kerang ekonomi kreatif, hingga minuman rumput laut kekinian untuk wisatawan. Dampak dari semua ini jauh melampaui peningkatan omzet dengan adanya peningkatan pendapatan rumah tangga, penciptaan lapangan kerja baru, dan penguatan peran perempuan serta pemuda dalam sektor usaha. Hingga kini, UMKM di Pulau Panggang kini berfungsi sebagai motor penggerak ekonomi lokal sekaligus instrumen pemberdayaan sosial dan kultural masyarakat kepulauan. Program ini menciptakan model berkelanjutan yang mendukung transformasi UMKM kepulauan menuju usaha yang lebih tangguh dan berdaya saing tinggi. tidak hanya melahirkan wirausaha yang lebih modern dan kompetitif, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.
Program ini menciptakan model berkelanjutan yang mendukung transformasi UMKM kepulauan menuju usaha yang lebih tangguh dan berdaya saing tinggi. Kami di BINUS University percaya bahwa keberhasilan UMKM Pulau Panggang adalah cerminan dari potensi besar yang dapat diangkat melalui sinergi antara akademisi dan komunitas. Mari bersama-sama kita bawa lebih banyak UMKM di Indonesia, dari pesisir hingga kepulauan, ke panggung digital dan global.-