Merangkai Masa Depan Pendidikan: Sinergi Project-Based Learning dan Agile Scrum di SMPN 13 Malang

Di tengah dinamika pendidikan abad ke-21, upaya menghadirkan pembelajaran yang relevan dan mendalam menjadi sebuah panggilan. Inilah yang menjadi kisah inspiratif dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh tim dosen BINUS University, sebuah inisiatif yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan melalui implementasi metodologi inovatif.

Apa yang dilakukan? Tim PkM mengadakan workshop bertajuk “Project-Based Learning (Sub Topik: Agile Scrum)” untuk mengatasi tantangan dalam penyampaian pembelajaran Deep Learning di sekolah. Kegiatan ini bertujuan memberdayakan pendidik dengan alat dan kerangka kerja yang mumpuni, menunjukkan komitmen BINUS terhadap pencapaian pendidikan berkualitas.

Aksi nyata ini dijalankan dengan penuh dedikasi oleh tim dosen yang dilaksanakan oleh Gusti Pangestu, S.Kom., M.Kom., bersama Sidharta, S.Si., M.MT., dari Jurusan Teknik Informatika/School of Computer Science. Mereka melangkah ke SMP Negeri 13 Malang, berinteraksi langsung dengan 20 orang guru sebagai komunitas yang ditargetkan. Workshop ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2025, bermula dari kepedulian atas persoalan mitra tentang cara delivery pembelajaran Deep Learning, yang memerlukan pendekatan lebih terstruktur dan berpusat pada siswa.

Mengapa pendekatan ini dipilih? Project-Based Learning (PBL) dan kerangka kerja Agile Scrum merupakan kombinasi strategis untuk mendorong pengembangan keterampilan abad ke-21 pada siswa, membiasakan mereka terlibat aktif dalam pemecahan masalah, dan menumbuhkan motivasi intrinsik. PBL berfokus pada masalah dan tantangan dunia nyata, sementara Agile Scrum menyediakan pendekatan terstruktur dengan memecah tugas kompleks menjadi siklus sprint yang lebih kecil dan mudah dikelola.

Bagaimana metodologi ini diterapkan dalam pelatihan? Dalam konteks pendidikan, guru dapat bertindak sebagai Scrum Master yang membimbing siswa sebagai tim. Platform digital seperti Miro digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi dan visualisasi proyek, memanfaatkan fitur Kanban Board dan Affinity Diagram untuk alur kerja yang terstruktur. Kombinasi PBL, Scrum, dan Miro ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, kolaboratif, dan berpusat pada siswa.

Aktivitas pengabdian ini, yang berbentuk seminar atau workshop, berhasil diselenggarakan dengan biaya total Rp. 5.000.000,-. Keberhasilannya diukur dari indikator pendidikan berkualitas, dan yang paling mengharukan adalah human impact-nya: kegiatan ini dilanjutkan atas dasar permintaan masyarakat itu sendiri. Respons positif ini menegaskan bahwa inovasi yang dibawakan oleh BINUS University benar-benar menyentuh kebutuhan mendasar para pendidik untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Lebih dari sekadar transfer ilmu, PkM ini menanamkan benih perubahan, di mana para guru kini diperkaya dengan perspektif dan skill baru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan berorientasi masa depan bagi siswa mereka.

Kisah sinergi antara akademisi dan komunitas ini menjadi bukti nyata dari misi BINUS University dalam memberdayakan masyarakat. Melalui PkM seperti ini, output yang dihasilkan tidak hanya berupa penyuluhan dan pelatihan, tetapi juga pengayaan materi kuliah bagi mahasiswa BINUS itu sendiri. Ini adalah lingkaran kebermanfaatan yang utuh: mengabdi, memberdayakan, dan memperkaya.-