Ruang Hijau untuk Kehidupan yang Lebih Baik: Misi BINUS Mengamankan Aset Komunitas di Rusun Tongkol

Setiap kawasan hunian, terutama rumah susun (Rusun) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sangat membutuhkan ruang di luar unit yang berfungsi untuk rekreasi dan interaksi sosial. Dengan luas tipikal unit Rusun yang terbatas—hanya sekitar 36 meter persegi per kepala keluarga—ruang terbuka menjadi aset vital yang mendukung kualitas hidup warga. Namun, di kawasan Rusun Tongkol, Jakarta Barat, fakta di lapangan menunjukkan adanya upaya privatisasi dan pemanfaatan ilegal atas lahan terbuka yang dibiarkan, seolah menjadi tanah tak bertuan. Inilah yang memicu tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) dari BINUS University untuk bertindak.

Pembangunan Rusun harus tunduk pada ketentuan zonasi yang membagi area menjadi tapak bangunan, sirkulasi, utilitas, dan ruang terbuka hijau. Area yang tidak dibangun, baik karena fungsinya sebagai RTH atau bentuknya yang tidak teratur, seringkali menjadi sasaran pemanfaatan ilegal. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ir. Sigit Wijaksono, M.Si., IPU dari Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, bersama dengan mahasiswa. Proyek ini berfokus pada optimalisasi pemanfaatan lahan dalam rangka pengamanan aset tanah rumah susun beserta fasilitasnya.

Proyek ini dilaksanakan sejak 10 Juni hingga 31 Juli 2025, bertempat di Kawasan Rumah Susun Tongkol, Jakarta Barat. Bentuk PkM ini adalah sosialisasi dan pelatihan, namun metode intinya jauh lebih mendalam. Tim menggunakan proses desain partisipatif yang melibatkan warga melalui survei, observasi, diskusi, wawancara, dan kuesioner bersama 20 orang warga Rusun Tongkol. Tujuannya adalah menjaring informasi, kritik, dan saran untuk menghasilkan luaran berupa desain ruang terbuka hijau yang benar-benar dibutuhkan komunitas.

Pendekatan desain yang dilakukan oleh tim BINUS tidak hanya sekadar menanam pohon. Masterplan yang disusun mengusung pendekatan zonasi fungsional terintegrasi, menciptakan empat zona utama yang saling melengkapi. Yang paling menonjol adalah Zona Komunitas, yang secara spesifik difokuskan sebagai ruang interaksi sosial warga dengan beragam fasilitas dan kegiatan bersama. Inilah sisi kemanusiaan dari proyek arsitektur: mengubah lahan yang rentan dimanfaatkan ilegal menjadi ruang komunal yang produktif, sekaligus menjadi bagian dari pengamanan aset tanah Rusun. Warga kini memiliki RTH sebagai tempat berekreasi dan berinteraksi sosial.

Proyek di Rusun Tongkol ini adalah cerminan nyata dari misi BINUS University untuk memberdayakan masyarakat melalui keahlian yang dimiliki. Meskipun tahap awal telah berhasil dengan partisipasi 20 peserta pelatihan, tim dan masyarakat sepakat bahwa kegiatan ini memerlukan silabus dan jadwal berkelanjutan untuk kelanjutan yang optimal. Upaya ini membuktikan bahwa arsitektur bukan hanya tentang membangun gedung, tetapi juga tentang merancang ruang hidup yang aman, berkelanjutan, dan memberdayakan komunitas. Jika Anda seorang akademisi, praktisi, atau bagian dari komunitas yang ingin berkolaborasi menciptakan dampak positif melalui optimalisasi ruang, mari bersinergi.-