Situational Leadership: Kunci Mencapai Kinerja Tertinggi dalam Transformasi Komunitas

Di tengah dinamika dunia kerja dan tantangan masyarakat yang terus berubah, kepemimpinan bukan lagi sekadar instruksi melainkan sebuah seni adaptasi yang mendalam. Di BINUS University kami percaya bahwa pemberdayaan komunitas berawal dari kekuatan individu untuk memimpin, pertama-tama diri sendiri, baru kemudian orang lain, hingga organisasi. Hal inilah yang mendasari semangat Dr. Heru Santosa Hadiyanto, S.E., M.M. dari School of Business Management dalam melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Situational Leadership”. Program kegiatan ini dirancang sebagai training dan konsultasi yang menargetkan para manajer perusahaan, dengan tujuan memberikan pemahaman esensial mengenai bagaimana seorang pemimpin dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar tim dapat mencapai level kinerja tertinggi pada tugas tertentu, hal ini merupakan langkah profesional-formal BINUS untuk menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

Kisah inspiratif ini berpusat pada sebuah upaya transformatif yang dilaksanakan pada Selasa, 22 Juli 2025 bertempat di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pendekatan kepemimpinan situasional ini menjadi begitu krusial karena dalam setiap situasi yang berbeda, terdapat perbedaan kendala, masalah, dan yang terpenting, orang-orang dengan keunikan masing-masing. Sebuah literatur bahkan menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah suatu pengaruh yang harus disesuaikan dengan situasi yang tengah dihadapi. Dengan demikian, tidak ada pendekatan yang seratus persen identik. Maka yang ditawarkan dalam pelatihan ini bukan sekadar teori, melainkan sebuah kerangka kerja praktis yang memanusiakan dengan mengenali kondisi tim melalui dimensi Skill (kemampuan) dan Will (motivasi/kepercayaan diri) kemudian menerapkan gaya kepemimpinan yang paling efektif, seperti directing, coaching, supporting, atau delegating.

Setiap peserta yang terdiri dari manajer perusahaan, adalah sosok-sosok yang membawa beban tanggung jawab besar terhadap tim dan organisasinya. Melalui pelatihan ini mereka diajak untuk menyentuh kembali esensi memimpin: bermula dari “Lead Self” untuk mengenali diri sendiri dan motivasi internal sebelum melangkah ke “Lead Others” (menginspirasi dan mengarahkan tim) dan akhirnya “Lead Organizations” (menciptakan nilai, visi, dan goals untuk unit kerja). Dalam konteks profesional, pelatihan ini bukan hanya mengajarkan teknik manajerial, tetapi juga menumbuhkan empati (human impact) agar pemimpin mampu menjadi fasilitator, pendengar, dan pendorong solusi, alih-alih sekadar pemberi perintah.

Kegiatan PkM ini, yang berlangsung mulai pukul 13.30 hingga 17.00 WIB, menegaskan komitmen BINUS University dalam mencetak pemimpin yang adaptif dan berdaya saing. Target pada kegiatan ini adalah para profesional yang membutuhkan pengembangan diri dan kemampuan kepemimpinan yang lebih matang sebanyak 15 orang. Harapannya, dengan memahami bahwa kepemimpinan situasional adalah cara untuk mengoptimalkan efektifitas kerja , para manajer dapat kembali ke unit kerja mereka dan menciptakan lingkungan yang tidak hanya produktif, tetapi juga suportif, sehingga kesuksesan organisasi tidak lagi terasa sulit untuk diraih.

Kisah ini adalah refleksi nyata dari misi kami di BINUS University dengan menjalankan pengabdian kepada masyarakat yang relevan, edukatif, dan membawa perubahan positif yang berkelanjutan. Kami percaya, dengan investasi pada pengembangan soft skill kepemimpinan seperti Situational Leadership, kita telah meletakkan fondasi kuat bagi transformasi individu dan komunitas di Indonesia. Mari terus bergerak bersama, memberdayakan, dan menginspirasi untuk mencapai level kinerja dan dampak sosial tertinggi.-