Webinar Inspiratif BINUS: Menggali Potensi ChatGPT, Menangkal Kemalasan Berpikir

Di era disrupsi teknologi saat ini, kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar fiksi ilmiah, melainkan telah merasuk ke dalam setiap sendi kehidupan—termasuk pendidikan. Salah satu inovasi yang paling banyak diperbincangkan adalah ChatGPT. Teknologi generative AI ini mampu menghasilkan teks, gambar, bahkan musik, dan menawarkan kemudahan luar biasa. Namun, kemudahan tersebut memunculkan dua sisi mata uang: manfaat sebagai pendamping belajar yang andal, dan kekhawatiran akan hilangnya motivasi untuk berpikir kritis dan belajar mandiri. BINUS University, melalui semangat pemberdayaan komunitas, merasa terpanggil untuk membuka ruang diskusi kritis ini, memberikan panduan etis dan produktif dalam pemanfaatan teknologi yang powerful ini.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dikemas dalam bentuk webinar berjudul “ChatGPT: Study Companion or Laziness Buster?” ini dilaksanakan oleh Dr. Maria Artanta Ginting, S.Si, M.Si (Dosen Computer Science BINUS) bersama tim. Jauh melampaui sekadar transfer ilmu, motivasi utama di balik webinar ini adalah menyentuh isu yang sangat manusiawi: kurangnya pemahaman tentang pemanfaatan ChatGPT secara produktif, dan meningkatnya kecenderungan copy-paste tanpa memahami esensi, yang berpotensi membuat generasi muda malas berpikir. Komunitas sasaran, mulai dari pendidik, pelajar, hingga masyarakat umum, memiliki kebutuhan mendesak untuk memahami bagaimana menjadikan AI sebagai alat bantu belajar, bukan pengganti proses berpikir kritis.
Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom, memberikan akses seluas-luasnya tanpa batasan geografis. Tepat pada tanggal 31 Juli 2025, selama dua jam penuh, BINUS University mewujudkan komitmennya pada Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Goals 4 (meningkatkan pendidikan dan kreativitas) dan Goals 8 (meningkatkan perekonomian melalui produktivitas dan efisiensi). Ini adalah manifestasi nyata dari visi BINUS untuk mentransformasi masyarakat melalui pengetahuan dan teknologi, memastikan bahwa inovasi melahirkan kontribusi positif.
Dalam sesi yang interaktif, tim PkM memaparkan secara lugas dan mendalam mengenai kapabilitas fungsional ChatGPT—mulai dari menjawab pertanyaan, menerjemahkan, hingga membantu pemrograman dan ide konten. Lebih penting dari fitur, disajikan pula panduan praktis bagaimana memanfaatkan ChatGPT secara bijak dan produktif. BINUS menekankan bahwa peran AI adalah sebagai fasilitator yang memperkaya pembelajaran dan meningkatkan efisiensi kerja, bukan sebagai “biang mager.” Edukasi ini juga bertujuan untuk mencegah dampak negatif seperti plagiarisme dan kemalasan berpikir, sejalan dengan misi luhur universitas dalam membentuk individu yang berintegritas dan kritis.
Kisah PkM ini adalah cerminan dedikasi BINUS University untuk tidak hanya berinovasi di lingkungan kampus, tetapi juga memberdayakan masyarakat agar siap menghadapi tantangan global. Dengan memahami manfaat dan risiko dari teknologi seperti ChatGPT, kita semua—dosen, mahasiswa, dan publik—dapat menjadi pengguna yang cerdas, produktif, dan beretika.-