KAMPANYE ANTI OVERFISHING MELALUI PEMBUATAN INFOGRAFIS DI DESA WISATA BOWELE, PANTAI MALANG SELATAN DALAM MENDUKUNG IDENTITAS DESA WISATA BERKELANJUTA

Di tengah hiruk-pikuk aktivitas pesisir Desa Wisata Bowele, yang merupakan gugusan tiga pantai indah—Bolu-Bolu, Lenggoksono, dan Wediawu—di Kabupaten Malang, terdapat sebuah kisah tentang kepedulian dan upaya gigih untuk menjaga kekayaan laut. Bowele, yang popularitasnya terus menanjak di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara, menyimpan ironi: daya tarik utamanya, seperti lobster dan berbagai jenis ikan, terancam oleh laju penangkapan yang berlebihan atau overfishing. Data menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan di perairan Kabupaten Malang meningkat signifikan, mencapai 17.000 ton per tahun dalam rentang 2022–2024, sebuah lonjakan yang mengancam keberlanjutan ekosistem. Melihat tantangan ini, tim pengabdian masyarakat BINUS University turun tangan, membawa misi pemberdayaan yang berakar pada ilmu pengetahuan dan kepedulian sosial.

Inilah inti dari program pengabdian yang dilaksanakan oleh Yudhistya Ayu Kusumawati, S.Sn, M.Ds, dari Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) BINUS University, bersama mahasiswa Amadita Arvida dan Clarissa Noviana. Apa yang mereka lakukan? Sebuah Kampanye Anti-Overfishing Melalui Pembuatan Infografis di Bowele, yang berlokasi di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Program ini bukan sekadar pelatihan; ini adalah perwujudan sinergi antara keilmuan desain dan kebutuhan nyata masyarakat. Tim BINUS berfokus pada strategi branding yang efektif untuk meningkatkan kesadaran di kalangan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan masyarakat umum. Mereka percaya bahwa pesan konservasi harus dikemas secara menarik dan mudah dicerna, sehingga lahirlah infografis—sebuah media strategis yang mampu menyajikan data kompleks tentang ekosistem laut, dampak ekologis, dan praktik perikanan berkelanjutan dalam bentuk visual.

Bowele mengusung konsep ekowisata, menjadikannya sangat bergantung pada kesehatan alam dan kekayaan biota lautnya. Ancaman overfishing secara langsung merusak ekosistem dan mengikis identitas desa wisata berkelanjutan yang sedang dibangun. Kampanye ini direncanakan dan dilaksanakan pada Juli 2025. Strategi yang diterapkan oleh tim BINUS mencakup penggunaan media sosial, pemasaran berbasis komunitas, edukasi melalui program ekowisata, dan kolaborasi dengan pelaku usaha lokal. Pendekatan user-centered design bahkan melibatkan warga Bowele dalam uji coba desain untuk memastikan infografis yang dihasilkan relevan, komunikatif, dan berdampak pada perubahan perilaku.

Hasil dari pengabdian ini sungguh menginspirasi. Strategi branding yang diterapkan terbukti berhasil meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga ekosistem laut. Lebih jauh lagi, kampanye ini membantu memperkuat daya saing Bowele sebagai destinasi wisata berbasis lingkungan yang berkelanjutan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Goals 1–17 indikator 14 (Life Below Water). Ini adalah kisah tentang bagaimana keahlian Desain Komunikasi Visual dapat menjadi alat transformatif untuk isu-isu lingkungan dan sosial. Kegiatan ini juga menjadi pengayaan materi kuliah Layout di DKV BINUS, menghubungkan teori, praktik, dan pengabdian nyata, membentuk designer mindset yang peduli terhadap isu publik dan mendukung kompetensi mahasiswa.

Kegiatan di Bowele adalah cerminan dari misi BINUS University untuk memberdayakan komunitas. Ini bukan sekadar pembuatan produk, melainkan penanaman nilai konservasi yang berkelanjutan. Keberlanjutan kampanye ini akan dipertahankan dengan mengintegrasikan nilai-nilai konservasi ke dalam kebijakan pariwisata setempat dan memperluas jangkauan edukasi kepada wisatawan serta generasi muda. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan komunitas lokal adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang positif dan berkesinambungan. Bagaimana kita sebagai masyarakat akademis dan profesional dapat terus menyalurkan energi dan keahlian kita untuk isu-isu lingkungan di sekitar kita? Mari terus berkontribusi dalam menjaga “kehidupan di bawah air” dan mendukung identitas desa wisata yang benar-benar berkelanjutan.-