Pelatihan Bahasa Inggris : English, Technology, and Entrepreneurial Skills in 21st Century

Di tengah hiruk pikuk globalisasi, di mana batas-batas geografis kian memudar, ruang kelas menjadi miniatur dunia. Inilah yang menjadi potret nyata di Sekolah Indonesia Bangkok (SIB), sebuah institusi pendidikan strategis yang membawa nilai-nilai bangsa di ranah internasional. Namun, keberagaman latar belakang siswa di SIB juga menghadirkan tantangan unik: bagaimana memperkuat komunikasi guru-siswa yang efektif dan adaptif di kelas multikultural? Menjawab panggilan ini, BINUS University melalui tim pengabdian masyarakat dari Language Center yang dilaksanakan oleh Lailatul Rifah, S.Pd., M.Pd., hadir dengan membawa misi inspiratif. Kegiatan bertajuk “Strategi Inovatif Pembelajaran Lintas Budaya: Penguatan Komunikasi Guru-Siswa di Kelas Multikultural” ini bukan sekadar seminar, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan praktik akademik inovatif dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Pengabdian ini merupakan bagian dari inisiatif International Community Development 2025, di mana dosen BINUS berupaya mengaplikasikan keilmuan dan pengalaman mereka untuk menciptakan dampak yang berarti. Target utamanya adalah 20 siswa SMA dan 10 guru di SIB, yang berlokasi di Bangkok, Thailand. SIB merupakan laboratorium multikultural yang ideal, menuntut strategi pengajaran yang adaptif, kreatif, dan inovatif. Tim BINUS sadar betul bahwa di era global, dosen tidak hanya menjadi penyampai materi ajar, tetapi juga agen perubahan, inovator pendidikan, dan duta akademik yang dapat membuka peluang kolaborasi lintas negara. Program yang dilaksanakan pada 29 Juli 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan guru dalam mengelola komunikasi di kelas multikultural, selaras dengan komitmen BINUS terhadap pencapaian pendidikan berkualitas.

Tim BINUS menghadirkan workshop interaktif yang memadukan penyampaian materi, simulasi, dan diskusi dua arah. Sesi pertama berfokus pada inovasi pembelajaran lintas budaya, memperkenalkan konsep cross-cultural learning dan penerapannya melalui educational boardgames serta digital tools untuk memupuk critical thinking. Sesi kedua menyentuh aspek yang tak kalah penting: penguatan komunikasi guru-siswa di kelas multikultural, di mana peserta dibekali strategi komunikasi kreatif, kolaboratif berbasis teknologi, dan simulasi student-centered learning. Hasilnya sungguh mengharukan; para guru dan tenaga pendidik terlibat aktif dan antusias, bahkan mengajukan usulan untuk pelatihan lanjutan tentang penggunaan media digital interaktif. Ini adalah bukti nyata bahwa materi yang dibagikan sangat relevan dengan kebutuhan mereka di kelas.

Lebih dari sekadar transfer of knowledge, program ini memberikan manfaat signifikan bagi dunia akademik BINUS sendiri. Pengalaman berinteraksi langsung dengan mitra internasional menjadi sumber inspirasi bagi dosen untuk menyusun studi kasus, mengembangkan modul pembelajaran inovatif, dan mengintegrasikan pendekatan komunikasi lintas budaya ke dalam mata kuliah. Ini memperkuat jejaring kerja sama dengan mitra pendidikan luar negeri, membuka peluang untuk penelitian kolaboratif dan publikasi ilmiah bereputasi. Singkatnya, kolaborasi di Bangkok ini telah memperkuat kapasitas dosen secara profesional dan sekaligus memperluas kontribusi akademik BINUS University di kancah global. Respon positif dari SIB dan komitmen kuat mereka menjadi landasan untuk melanjutkan program ini ke depannya.

Kisah inspiratif dari Bangkok ini menegaskan kembali misi BINUS University: menjadi institusi yang tidak hanya unggul di dalam negeri, tetapi juga aktif memberikan kontribusi nyata di tingkat global. Kami percaya, pemberdayaan komunitas, sekecil apa pun skalanya, adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa yang lebih adaptif dan berwawasan luas. Kami mengundang Anda—dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum—untuk menjadi bagian dari perjalanan yang bermakna ini.-