Pelatihan Pembuatan Konten Media Sosial Guru dan Karyawan Stela Marris BSD

Pernahkah Anda membayangkan bahwa platform yang identik dengan hiburan seperti TikTok dapat menjadi jembatan efektif antara institusi pendidikan dan generasi muda? Di era digital yang bergerak begitu cepat, di mana kecerdasan buatan mulai mengambil alih berbagai pekerjaan teknis, kemampuan beradaptasi dan berkreasi menjadi kunci. Misi mulia inilah yang menggerakkan Divisi Community Development dan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Bina Nusantara (BINUS) untuk melaksanakan program Pengabdian pada Masyarakat (P2M). Kami percaya bahwa memberdayakan para pendidik dengan literasi digital dan keterampilan produksi konten adalah langkah krusial untuk memastikan relevansi pendidikan di masa kini, sejalan dengan fungsi institusi kami dalam pengabdian kepada masyarakat.
Kami menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Konten Media Sosial TikTok. Kegiatan ini lahir dari kesadaran akan beberapa tantangan mendasar: masih banyak pendidik yang belum familiar dengan pemanfaatan media sosial secara positif dan produktif (Rendahnya Literasi Digital), minimnya keterampilan teknis untuk membuat konten visual yang menarik, dan masih adanya stigma negatif terhadap platform seperti TikTok di lingkungan pendidikan. Padahal, dengan lebih dari 126 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia, TikTok memiliki jangkauan yang sangat luas dan potensial untuk edukasi dan promosi institusi. Tujuan kami bukan sekadar mengajar teknis, tetapi untuk meningkatkan pemahaman para guru dan karyawan dalam menggunakan TikTok sebagai sarana edukasi, melatih keterampilan merekam dan mengedit video, serta mendorong mereka aktif membangun citra positif sekolah di ruang digital.
Para pesertanya adalah Guru dan Karyawan Sekolah Stella Maris BSD. Pelaksanaan kegiatan P2M ini berlokasi di Sekolah Stella Maris, BSD, pada hari Senin, 7 Juli 2025. Dilaksanakan oleh Ibu Siti Nahdiah, S.I.Kom., M.A. dari Jurusan Ilmu Komunikasi BINUS, tim kami menerapkan metode yang komprehensif: diawali dengan pemberian materi dan contoh-contoh, dilanjutkan dengan diskusi studi kasus dan penyusunan content plan, praktik langsung pembuatan konten, dan diakhiri dengan sesi evaluasi. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap tahapan pembelajaran terasa profesional namun tetap interaktif dan berfokus pada hasil nyata.
Kami melihat langsung adanya perbedaan tingkat penguasaan teknologi di antara para peserta dan keterbatasan waktu pelatihan yang membuat praktik menjadi kurang optimal. Ini adalah cerminan tantangan nyata yang dihadapi oleh pendidik di seluruh negeri—perlu waktu lebih lama dan pendampingan personal untuk bertransformasi di era digital. Namun, melalui program ini, kami menyaksikan semangat juang dan keinginan luar biasa dari para guru untuk beradaptasi, berkreasi, dan menjadi lebih relevan bagi siswa mereka. Mereka berjuang mengatasi kendala teknis dan keterbatasan perangkat demi mendapatkan pengetahuan baru tentang implementasi project-based learning dan penggunaan TikTok sebagai alat komunikasi strategis. Inilah esensi sejati dari pengabdian: menghadirkan solusi konkret yang berdampak positif pada keberlanjutan proses edukasi.
Kisah guru dan karyawan Stella Maris ini adalah bukti nyata bahwa transformasi digital tidak hanya tentang teknologi canggih, tetapi juga tentang kemauan manusia untuk belajar dan beradaptasi. Kami bangga telah menjadi bagian dari perjalanan mereka, membantu menjembatani jurang digital, dan membuktikan bahwa BINUS University berkomitmen penuh dalam memberdayakan komunitas. Ke depannya, kami menyarankan agar materi dapat disempurnakan dan dipecah menjadi beberapa sesi konsultasi lanjutan untuk memastikan penyerapan ilmu dan praktik yang lebih optimal. Mari terus bersama-sama menciptakan ruang digital yang positif, kreatif, dan edukatif, karena pada akhirnya, kehadiran kita di dunia digital akan memperkuat eksistensi dan inovasi institusi pendidikan di ruang publik.-