Pengetahuan Dasar Digitalisasi bagi Perajin Batik

Di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat, banyak warisan budaya kita yang berpotensi untuk dihidupkan kembali dan menjangkau audiens yang lebih luas. Inilah semangat yang melatarbelakangi kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dari BINUS University International dengan tajuk “Pengetahuan dasar digitalisasi bagi perajin Batik”. Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa, namun sebuah jembatan yang menghubungkan tradisi adiluhung Batik Lasem dengan teknologi masa kini. Dilaksanakan oleh dosen Bayu Dirgantoro, S.Ikom., MMDes., PkM ini menargetkan komunitas perajin batik Lasem, untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai digitalisasi. Harapannya, pengetahuan ini akan membuka peluang baru bagi mereka untuk melestarikan dan memasarkan karya mereka dengan cara yang lebih modern dan efektif, sekaligus mencerminkan misi BINUS dalam memberdayakan masyarakat melalui ilmu pengetahuan.

Kegiatan yang dilaksanakan secara online pada 11 Juli 2025 ini berfokus pada pelatihan mengenai digitalisasi. Namun, esensi dari PkM ini jauh melampaui transfer ilmu teknis semata. Bayu Dirgantoro membawakan materi yang spesifik: “Digitalizing Batik using 3D scan / Photogrammetry method”. Di sinilah sentuhan manusia dan teknologi bertemu; perajin batik yang telah lama akrab dengan canting dan malam, kini diperkenalkan pada metode yang memungkinkan kain batik mereka “hidup” dalam dunia tiga dimensi digital. Photogrammetry, yang didefinisikan sebagai metode mengubah foto menjadi model 3D dengan menganalisis banyak gambar dari berbagai perspektif, menjadi kunci untuk Preservasi Budaya/Pengarsipan Digital, Desain & Pembuatan Prototipe, hingga Animasi & Gaming. Hal ini memungkinkan warisan tak benda mereka untuk diabadikan dan digunakan dalam workflow digital, sebuah langkah transformatif bagi pelestarian budaya.

Aspek ‘How’ dari pelatihan ini dirancang agar mudah diakses dan diterapkan, bahkan dengan perangkat sederhana. Para perajin dipandu untuk melakukan 3D scan menggunakan aplikasi seperti Luma AI yang dapat diakses melalui ponsel iOS atau Android. Prosesnya meliputi: Setup, Recording/Take Photo, Waiting for process online, 3D model ready, dan secara opsional Export for external software. Di sinilah kami menyaksikan dampak emosionalnya: sebuah warisan yang tadinya terbatas secara fisik kini memiliki potensi tak terbatas untuk dieksplorasi di ranah digital. Bayangkan, sebuah motif batik Lasem yang rumit dapat menjadi aset digital dalam sebuah game edukasi atau purwarupa desain fesyen, membuka mata dunia tentang kekayaan budaya Indonesia.

Meskipun dilaksanakan secara daring dan hanya melibatkan dua orang peserta dari komunitas, respon yang didapat menunjukkan antusiasme yang besar dari peserta. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan komunitas memiliki nilai yang signifikan. Dalam laporan evaluasi, ditemukan usulan yang sangat berharga untuk penyempurnaan kegiatan di masa depan: waktu yang lebih panjang dan aplikasi serta pelatihan langsung dengan implementasi penggunaan perangkat lunak yang sesuai. Usulan ini menunjukkan gairah komunitas untuk menggali lebih dalam potensi digitalisasi. Keberhasilan PkM ini tidak hanya memberikan manfaat bagi perajin, tetapi juga memperkaya materi akademik di BINUS, khususnya pada mata kuliah DSGN6190007 Screen Design Development II dengan topik “The different tools on Game Development” dan output berupa 3D Design / video output.

Kisah digitalisasi batik ini adalah representasi sempurna dari komitmen BINUS University untuk terus berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat, membuktikan bahwa teknologi dan tradisi dapat bersinergi harmonis. Digitalisasi adalah masa depan pelestarian budaya, dan melalui PkM ini, kami telah membantu Komunitas Perajin Batik Lasem mengambil langkah pertama yang transformatif. Kami mengundang Anda, para dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum, untuk bergabung dalam misi ini. Mari bersama-sama menciptakan dampak nyata dan memastikan bahwa warisan budaya kita terus bersinar di era digital.-