Memperkuat Esensi Proposal: Tips dan Strategi Dr. Rimbawati dalam Penyusunan Proposal Hibah PkM DIKTI
Rangkaian BEE Fund Festival 2025 telah memasuki puncaknya pada Rabu, 26 November 2025, ketika para dosen mengikuti Workshop Proposal Hibah PkM yang diselenggarakan secara hybrid melalui Zoom dan secara luring di R.700 BINUS @Kemanggisan. Sesi ini menjadi langkah strategis BINUS University dalam mendorong para Faculty Members agar semakin siap berkompetisi pada skema hibah Kemdiktisaintek. Melalui hibah tersebut, BINUS berupaya memastikan bahwa hasil penelitian para dosen dapat diwujudkan menjadi program pengabdian yang memberikan solusi nyata bagi masyarakat.

Dibawakan langsung oleh Dr. Rimbawati, S.T., M.T., yang merupakan seorang akademisi berpengalaman yang sukses meraih hibah mono hingga multi tahun, workshop dibuka dengan ajakan untuk memahami kembali yang sebenarnya dinilai reviewer. Menurut beliau, kekuatan sebuah proposal berawal dari ketepatan dalam merumuskan masalah: harus merupakan berbasis data, menjawab kebutuhan spesifik mitra, dan menunjukkan bahwa intervensi yang diusulkan benar-benar mendesak untuk dilakukan. Banyak proposal kuat lahir dari kemampuan penulisnya memahami konteks lapangan secara mendalam, bukan hanya berdasarkan asumsi.

Selama sesi berlangsung, Dr. Rimbawati juga mengupas tuntas aspek metodologi sebagai elemen yang sering menjadi penentu diterima atau tidaknya proposal. Ia menegaskan bahwa metodologi bukan hanya daftar kegiatan, melainkan hal tersebut yang menjelaskan hubungan logis antara masalah, solusi, dan luaran. Para peserta diajak menelaah kembali rancangan program mereka, memastikan bahwa setiap langkah kegiatan relevan, terukur, dan realistis sesuai karakter mitra serta durasi hibah. Banyak dosen mengakui bahwa penjelasan ini membantu mereka melihat celah yang selama ini terlewat dalam penyusunan proposal.

Salah satu tips paling kuat yang disampaikan Dr. Rimbawati adalah pentingnya menghadirkan human impact. Sudah menjadi hal yang biasa bahwa reviewer ingin melihat bahwa program yang diusulkan memiliki nilai kemanusiaan sehingga menjadi intervensi yang dilakukan benar-benar akan mengubah kondisi mitra, bukan sekadar menjadi aktivitas administratif. Narasi tentang siapa mitra sesungguhnya, apa masalah yang mereka hadapi, dan mengapa solusi tersebut penting untuk mereka, perlu disampaikan dengan bahasa yang jelas, empatik, dan berbasis pengamatan lapangan. Pendekatan ini menjadikan proposal lebih hidup dan meyakinkan.

Setelah sesi workshop berakhir, terlihat ide yang menyala terpancarkan pada seluruh peserta untuk menyempurnakan proposal mereka. Momen ini sekaligus menjadi pengingat tentang bagaimana BINUS menyelenggarakan pendampingan intensif ini yaitu mendorong para dosen memanfaatkan hibah Kemdiktisaintek sebagai jembatan agar hasil penelitian tidak hanya berhenti di jurnal, tetapi benar-benar diterjemahkan menjadi program berkelanjutan bagi masyarakat. Kini saatnya para Faculty Members mengambil langkah berikutnya menyelesaikan proposal, mengajukan hibah, dan menghadirkan dampak nyata yang mencerminkan misi pemberdayaan BINUS University. Mari wujudkan perubahan yang berarti bagi komunitas.