BINUS Maker Innovation Space (MIS) Festival 2025, Kolaborasi dan Inovasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Pada 12-14 Februari 2025, BINUS University menggelar ajang kolaborasi inovasi terbesar, BINUS Maker Innovation Space (MIS) Festival 2025. Acara ini tidak hanya menjadi wadah bagi mahasiswa dan dosen untuk mengeksplorasi kreativitas, tetapi juga menjadi momen penting untuk menunjukkan bagaimana inovasi dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Dalam kesempatan ini, Community Empowerment berhasil mewawancarai Dr. Rinda Hedwig, S.Kom., M.T., dosen Program Studi Sistem Informasi BINUS University, yang merupakan pionir sekaligus game-changer dalam mendorong terciptanya produk-produk kreatif yang berdampak luas.

Mahasiswa dan Ide Brilian, Dari Tugas Akademik ke Solusi Nyata

Mahasiswa seringkali memiliki ide-ide brilian yang sayangnya hanya berhenti sebagai tugas akademik atau syarat kelulusan. Padahal, dengan bimbingan yang tepat, ide-ide tersebut dapat dikembangkan menjadi produk kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat dan industri. Menurut Dr. Rinda, kolaborasi lintas disiplin adalah kunci untuk mengatasi keterbatasan ilmu dan menciptakan solusi inovatif.

“Pendekatan multidisiplin memungkinkan mahasiswa melihat permasalahan dari berbagai perspektif dan menghasilkan inovasi yang lebih holistik,” ujar Dr. Rinda. Ia menekankan peran dosen sebagai mentor yang tidak hanya mengarahkan, tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk percaya diri dalam menciptakan produk kreatif yang berdampak luas.

Salah satu kutipan Dr. Rinda yang viral di Twitter BRIN adalah:
“Menciptakan teknologi yang terjangkau untuk meningkatkan kualitas hidup sekaligus menjaga lingkungan adalah inovasi buat saya.”

Produk Inovatif Mahasiswa, Dari PusGita hingga RISA

Selama bertahun-tahun membimbing mahasiswa, Dr. Rinda telah menyaksikan berbagai produk inovatif yang tidak hanya dipamerkan, tetapi juga diimplementasikan secara nyata. Salah satunya adalah PusGita BINUS (Perpustakaan Digital Offline), sebuah solusi untuk daerah yang minim koneksi internet. Dengan menggabungkan teknik komputer, desain komunikasi visual, dan ilmu sosial, proyek ini telah tersebar di lebih dari 40 titik di seluruh Indonesia.

Selain PusGita, ada pula RISA (Ruang Interaksi untuk Anak Berkebutuhan Khusus), hasil kolaborasi mahasiswa dari berbagai bidang seperti teknik, psikologi, dan desain. RISA adalah ruang interaksi berbasis teknologi yang dirancang khusus untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus dalam belajar dan berinteraksi.

“Meskipun jumlah inovasi yang dihasilkan mungkin tidak terlalu banyak, kualitas dan dampak sosialnya adalah hal utama yang kami tekankan,” jelas Dr. Rinda.

Teknologi, Budaya, dan Data, Alat Diplomasi Global

Dalam era globalisasi, teknologi, budaya, dan data tidak hanya menjadi alat, tetapi juga faktor kunci dalam diplomasi dan supremasi dunia. Negara yang mampu menguasai ketiga aspek ini memiliki daya tawar lebih tinggi di kancah internasional.

“Teknologi mendukung pembangunan, budaya mengingatkan kita akan nilai-nilai luhur, dan data menjadi dasar pengambilan keputusan strategis,” ujar Dr. Rinda. Dengan memanfaatkan ketiga elemen ini secara cerdas, suatu negara tidak hanya mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya, tetapi juga memperkuat posisinya dalam menentukan arah peradaban dunia.

Mempersiapkan Kolaborasi Riset dan Pengabdian Masyarakat

Untuk mendorong kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat, Dr. Rinda menyarankan beberapa langkah strategis:

  1. Membangun Mindset Kolaboratif
    • Menanamkan pemikiran bahwa riset dan pengabdian adalah peluang menciptakan dampak nyata.
    • Mendorong semangat “fostering and empowering society”.
  2. Mengembangkan Kapasitas dan Kompetensi
    • Membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis dan soft skills seperti problem-solvingcritical thinking, dan entrepreneurship.
    • Dosen sebagai mentor yang mendorong eksplorasi inovasi.
  3. Membangun Ekosistem Riset yang Inovatif
    • Memanfaatkan fasilitas seperti Maker Innovation Space (MIS) BINUS.
    • Mendorong kolaborasi lintas disiplin untuk inovasi yang komprehensif.
  4. Menyediakan Program Pendukung dan Inkubasi
    • Menyelenggarakan program pendanaan riset dan inkubasi bisnis.
    • Membangun kerja sama dengan industri untuk implementasi inovasi.
  5. Memperkuat Jejaring dan Eksposur Global
    • Mendorong partisipasi dalam publikasi ilmiah, pameran inovasi, dan kompetisi internasional.
    • Memanfaatkan platform digital untuk memperkenalkan karya mahasiswa.
  6. Mengintegrasikan Budaya Lokal dalam Inovasi
    • Mengangkat budaya dan kearifan lokal dalam riset.
    • Menjadikan budaya sebagai inspirasi untuk memperkuat identitas Indonesia.

Semangat Bangga Menjadi Indonesia

Dengan persiapan yang matang dan kolaborasi erat antara mahasiswa dan dosen, inovasi yang dihasilkan tidak hanya memperkaya dunia akademik, tetapi juga menanamkan rasa bangga terhadap Indonesia. Semangat bangga menjadi Indonesia harus terus dikembangkan dalam setiap karya yang dihasilkan oleh Binusian.

“Kita tidak hanya menciptakan teknologi, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia,” tutup Dr. Rinda.

BINUS Maker Innovation Space (MIS) Festival 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk menciptakan solusi yang berdampak luas. Mari kita terus mendorong semangat inovasi dan kolaborasi untuk Indonesia yang lebih maju!

Puti