Dari Takut Pajak Hingga Siap Ekspor: Transformasi UMKM Jakarta di Tengah Festival Belanja

Di tengah riuhnya pusat perbelanjaan yang menjadi denyut nadi aktivitas warga Jakarta Barat, ada sebuah pemandangan yang tak biasa. Di salah satu sudut Mall Puri Indah, sekelompok pahlawan ekonomi lokal—para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)—duduk berhadapan, bukan dengan pelanggan, melainkan dengan para akademisi. Mereka tidak sedang bertransaksi jual beli, melainkan bertukar ilmu. Inilah potret nyata dari sebuah tantangan besar yang kerap tak terlihat: banyak pelaku UMKM yang membangun usahanya dengan semangat membara, namun seringkali terhambat oleh satu hal fundamental, yakni pencatatan keuangan yang rapi. Seringkali, keuangan usaha dan pribadi masih tercampur, sehingga sulit untuk mengukur kesehatan bisnis dan mengambil keputusan yang strategis untuk berkembang. Menjawab kegelisahan tersebut, BINUS University melalui School of Accounting menginisiasi sebuah langkah nyata. Dilaksanakan oleh Hery Harjono Muljo, seorang dosen dengan keahlian di bidang Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Keuangan, sebuah program pengabdian masyarakat bertajuk “Pencatatan Laporan Keuangan Sederhana” dirancang khusus untuk para pelaku UMKM. Program ini memilih bentuk konsultasi personal yang sengaja diadakan di ruang publik seperti Mall Puri Indah, untuk meruntuhkan kesan kaku dan formal. Tujuannya mulia: membawa pengetahuan dari menara gading akademis langsung ke tengah komunitas, menjadikannya mudah diakses dan relevan bagi mereka yang paling membutuhkan. Pada hari Jumat, 4 Juli 2025, visi tersebut terwujud dengan hangat. Suasana yang tercipta bukanlah seperti seminar yang kaku, melainkan sesi diskusi yang intim dan interaktif. Hery Harjono Muljo dan timnya tidak hanya memberikan materi, tetapi duduk bersama para pemilik usaha, mendengarkan keluh kesah mereka, dan memberikan solusi praktis satu per satu. Melalui pendekatan konsultasi, setiap pelaku UMKM mendapatkan perhatian yang personal, memungkinkan mereka untuk bertanya dan memahami konsep pencatatan keuangan—mulai dari memisahkan transaksi, mencatat penjualan harian, hingga menyusun laporan laba rugi sederhana—sesuai dengan konteks bisnis mereka masing-masing. Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini jauh melampaui sekadar angka-angka dalam buku catatan. Ini adalah tentang pemberdayaan. Dengan pemahaman baru tentang laporan keuangan, para pelaku UMKM kini memiliki kompas yang lebih akurat untuk menavigasi bisnis mereka. Mereka dapat melihat dengan jelas pos pengeluaran mana yang bisa diefisienkan, strategi penjualan mana yang paling menguntungkan, dan yang terpenting, memiliki laporan yang valid untuk membuka akses permodalan dari lembaga keuangan. Lebih dari itu, program ini menjadi jembatan berharga antara dunia akademik dan masyarakat, di mana materi pengabdian ini turut memperkaya mata kuliah  Introduction to Accounting di BINUS University, memberikan contoh penerapan nyata bagi para mahasiswa.Kisah konsultasi di Mall Puri Indah ini adalah cerminan dari komitmen BINUS University untuk tidak hanya mencetak lulusan yang unggul, tetapi juga untuk menjadi motor penggerak yang memberdayakan masyarakat di sekitarnya. Ini adalah bukti bahwa ilmu akuntansi bisa turun ke jalan, menyentuh kehidupan nyata, dan menyalakan harapan baru bagi para pejuang ekonomi lokal untuk tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Setiap catatan transaksi yang kini mulai mereka rapikan adalah langkah kecil menuju sebuah lompatan besar di masa depan. Mari terus dukung dan ikuti berbagai program pemberdayaan masyarakat lainnya dari BINUS University. Telusuri lebih jauh kisah-kisah inspiratif kami dan temukan bagaimana Anda bisa menjadi bagian dari perubahan positif ini. –