Malaysia-Indonesia Sepakat, Kerjasama Dipertingkat

Setiap langkah kecil dalam diplomasi dan kerja sama internasional memiliki potensi dampak yang besar, bukan hanya di meja perundingan, tetapi juga dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Di tengah dinamika kawasan Asia Tenggara, memperkuat aliansi strategis antara negara tetangga seperti Malaysia dan Indonesia menjadi sebuah keharusan. Di sinilah BINUS University melangkah maju, mewujudkan misinya untuk memberdayakan komunitas global melalui keahlian akademik. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Internasional yang diselenggarakan oleh dosen dari jurusan Hubungan Internasional, kami berupaya mengedukasi publik tentang kemajuan signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara. Ini bukan hanya tentang berbagi ilmu, melainkan tentang menanamkan kesadaran akan pentingnya sinergi regional demi masa depan bersama.

Kegiatan PkM Internasional ini berfokus pada analisis mendalam terhadap kesepakatan yang dicapai antara Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam Konsultasi Tahunan Indonesia-Malaysia ke-13 yang berlangsung pada akhir Juli 2025 di Jakarta. Dilaksanakan oleh Bapak Lili Yulyadi dari FHUM BINUS University, tim kami membawa narasi ini ke ruang publik dengan harapan dapat menjembatani informasi yang seringkali terasa jauh dari jangkauan masyarakat umum. PkM ini menyoroti empat pilar utama kesepakatan: Kerja Sama Perdagangan dan Ekonomi Strategis dan Bilateral, Resolusi Perbatasan dan Pembangunan Bersama Ambalat, Stabilitas Politik, Keamanan & Regional, serta Diplomasi Global dan Kemanusiaan. Fokus ini menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan isu-isu kompleks, seperti usulan mekanisme pembangunan bersama di wilayah Ambalat untuk aktivitas ekonomi, sambil menunggu resolusi hukum.

Kesepakatan seperti peningkatan stabilitas regional, dukungan untuk penyelesaian krisis Myanmar melalui dialog, dan komitmen pada peran sentral ASEAN secara langsung memengaruhi keamanan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan. Ketika pemimpin negara mencapai kesepakatan tentang diplomasi kemanusiaan, itu berarti ada harapan bagi mereka yang paling rentan. Dengan menyiarkan analisis ini secara On Air Online dari Kuala Lumpur pada 30 Juli 2025 melalui media seperti Agenda Awani, BINUS University tidak hanya membagikan ilmu, tetapi juga menumbuhkan pemahaman publik yang lebih luas dan terinformasi mengenai upaya menjaga perdamaian dan keadilan. Kegiatan PkM jenis Internasional ini secara nyata mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 16 (Peace and Justice Strong Institutions) dan Tujuan 17 (Partnerships to achieve the Goal).

Kegiatan ini mengadopsi metode pelaksanaan publikasi analisis di media massa yang melibatkan interaksi dengan khalayak luas, dalam hal ini adalah Agenda Awani Viewers. Pendekatan ini adalah contoh nyata bagaimana universitas dapat menjadi jembatan pengetahuan antara kebijakan tingkat tinggi dan pemahaman masyarakat. Melalui kegiatan PkM ini, Bapak Lili Yulyadi, yang juga merupakan seorang Penganalisis Hubungan Antarbangsa dan ahli di bidang Regionalism dan Indonesia’s foreign policy, memposisikan BINUS University sebagai aktor penting dalam discourse kebijakan luar negeri regional. Ini mencerminkan komitmen Binus dalam memperkuat aliansi strategis Indonesia-Malaysia di berbagai dimensi, sekaligus membuktikan bahwa pendidikan tinggi adalah pendorong utama dalam mencapai stabilitas regional.

Kisah Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah pengingat yang kuat bahwa peran akademisi melampaui batas-batas kampus. Ini adalah tentang menggunakan keahlian kita—mulai dari perdagangan bilateral hingga resolusi perbatasan—untuk melayani masyarakat dan memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan. Apakah Anda, sebagai dosen, mahasiswa, atau bagian dari masyarakat umum, siap untuk turut serta dalam perbincangan ini dan menjadi bagian dari solusi untuk tantangan regional? Kami mengundang Anda untuk menjelajahi lebih banyak kegiatan PkM dari BINUS University dan bersama-sama mengukir jejak diplomasi yang berdampak. Mari kita jadikan pengetahuan sebagai kekuatan pendorong bagi perdamaian, keadilan, dan kemakmuran bersama.-