Mengasah Diplomasi Generasi Muda : Bootcamp Hubungan Internasional BINUS University

Di tengah kompleksitas isu global yang semakin mendesak, peran diplomasi menjadi kian vital dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. Namun, bagaimana kita dapat menumbuhkan kesadaran dan minat pada bidang ini di kalangan generasi muda? Inilah yang menjadi inti dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang diinisiasi oleh International Relations, FHUM BINUS University, dalam sebuah Bootcamp Siswa SMA bertajuk “International Conflict Resolution and the Role of Diplomacy”. Aktivitas ini bukan sekadar kelas teori, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan pengetahuan akademik dengan realitas dunia, menawarkan pengalaman belajar yang transformatif bagi siswa-siswi sekolah menengah atas.
Aktivitas yang dilaksanakan pada 1 Juli 2025 di Kampus Anggrek, Ruang 306 BINUS University ini, dilaksanakan oleh Bapak Rhevy Adriade Putra, S.IP., M.A., Ph.D., bersama tim dosen dan mahasiswa, menyambut 27 siswa SMA yang haus akan wawasan baru. Apa yang mereka dapatkan? Mereka disajikan kuliah singkat mengenai esensi konflik internasional, mulai dari definisi, akar penyebabnya—seperti sumber daya, ideologi, identitas, dan kekuasaan—hingga berbagai strategi penyelesaian yang digunakan, termasuk diplomasi bilateral dan multilateral, negosiasi, dan arbitrase. Lebih dari itu, “Why” kegiatan ini penting terasa saat studi kasus konflik Laut Cina Selatan diulas, memberikan ilustrasi nyata bahwa konflik adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika global, dan resolusi yang cerdas adalah kuncinya.
Namun, sentuhan emosional dan interaktif menjadi pembeda utama dalam bootcamp ini. Bagaimana materi yang kompleks dapat dicerna dengan mudah? Tim pengabdi memfasilitasi simulasi permainan perdagangan bebas. Para siswa dibagi menjadi tim-tim negara, masing-masing dibekali sumber daya alam yang unik, menantang mereka untuk berdagang secara kompetitif demi memenuhi kebutuhan nasional, terutama di bawah skenario krisis. Momen-momen di mana mereka harus bernegosiasi, merumuskan strategi, dan merasakan tekanan menjadi perwakilan negara merupakan contoh nyata dari human impact yang dihasilkan. Ini bukan hanya tentang memenangkan permainan, tetapi tentang memahami bahwa keberhasilan di panggung internasional seringkali bergantung pada seni berkomunikasi, kolaborasi, dan negosiasi yang efektif—fondasi utama dari diplomasi.
Keberhasilan kegiatan ini memperkuat komitmen BINUS University dalam mengusung nilai Community Empowerment dan mencapai tujuan SDGs “Quality Education”. Melalui metode pembelajaran yang menggabungkan eksposur akademik dengan interaksi simulatif, BINUS tidak hanya memperkenalkan Program Studi Hubungan Internasional, tetapi juga secara proaktif menanamkan benih minat terhadap isu-isu global sejak dini. Dampaknya meluas: siswa mendapatkan bekal awal untuk menjadi individu yang melek isu internasional, sementara BINUS mengukuhkan perannya sebagai institusi yang berdedikasi untuk mencetak generasi “Global Citizen” yang kompeten dan bertanggung jawab.
Kisah dari Kampus Anggrek ini adalah sebuah pengingat bahwa pemberdayaan masyarakat dapat dimulai dari ruang kelas, dengan sentuhan kreativitas dan komitmen para akademisi. Kami mengundang Anda, baik dosen, mahasiswa, maupun masyarakat umum, untuk terus mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam berbagai inisiatif pengabdian yang dilakukan oleh BINUS University. Jika Anda terinspirasi oleh pendekatan edukatif ini dan ingin mengetahui lebih lanjut atau berkontribusi dalam proyek PkM berikutnya, jelajahi lebih banyak cerita di website Community Empowerment kami. Mari bersama-sama wujudkan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.-