Menjalin Koneksi, Mengukir Dampak: iBuddy Community Impact Summit 2025

Di tengah hiruk pikuk globalisasi, interaksi lintas budaya di kalangan mahasiswa menjadi pilar penting dalam membentuk generasi yang berwawasan luas dan berempati. Namun, bagaimana kita memastikan bahwa jalinan koneksi yang terbentuk ini tidak hanya sekadar momen sesaat, melainkan tumbuh menjadi jejaring berkelanjutan yang membawa dampak nyata bagi masyarakat? Inilah inti dari semangat yang diusung dalam kegiatan “Building Student Community Across Institutions”—sebuah inisiatif pengabdian kepada masyarakat (P2M) dari BINUS University. Kegiatan ini, yang dilaksanakan oleh Dosen BINUS University International, Hamzah Ramadhan, M.A., bukan hanya sekadar pertemuan, melainkan sebuah komitmen untuk mengubah relasi buddy menjadi kekuatan kolaboratif yang transformatif. Ini adalah kisah tentang bagaimana BINUS University berkomitmen untuk memberdayakan mahasiswa sebagai agen perubahan global.

Pernahkah Anda bertanya, “Siapa itu buddy?” Dalam konteks BINUS dan berbagai institusi lain, istilah “buddy” merujuk pada para mahasiswa yang bertugas memberikan dukungan krusial kepada mahasiswa internasional yang baru tiba. Peran mereka melampaui orientasi kampus; mereka adalah jembatan yang membantu rekan-rekan globalnya beradaptasi dengan lancar di lingkungan baru. Kegiatan P2M ini, yang diwujudkan melalui iBuddy Community Impact Summit 2025, berfokus pada persoalan vital: memastikan para International Buddies ini tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga mengimplementasikan praktik terbaik (best practice) dalam membina komunitas. Pertemuan ini melibatkan puluhan mitra dari berbagai kampus seperti Universitas Islam Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Padjadjaran. Ini adalah panggilan hati untuk bergerak dari sekadar pendamping menjadi pemimpin komunitas yang berdampak.

Dalam iBuddy Community Impact Summit 2025, Hamzah Ramadhan bertindak sebagai moderator pada sesi panel talk yang berfokus pada “Building Student Community Across Institutions”. Melalui sesi ini, para buddy diberi wadah untuk benchmarking dan berbagi praktik terbaik, sebuah metode yang memastikan mahasiswa dapat mempertimbangkan kegiatan komunitas yang S.M.A.R.T. (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Tujuannya jelas: mengatasi kurangnya keterlibatan dalam proyek pengembangan komunitas dan memperluas dampak sosial dari komunitas mahasiswa. Sesi ini berhasil, memberdayakan para peserta untuk menjadi agen perubahan positif dan memperkuat kemitraan antar institusi. Dampak emosionalnya terasa kuat—ini adalah momen di mana idealisme berpadu dengan strategi.

Seringkali, setelah sebuah summit usai, energi kolaborasi meredup. Namun, bagi BINUS University, pengabdian adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan tunggal. Alasan kelanjutan kegiatan mitra ini adalah adanya rencana untuk pertemuan lanjutan dalam rangka menentukan inisiatif berikutnya, melalui rangkaian kegiatan yang direncanakan di Bandung, Yogyakarta, dan Bogor. Kegiatan ini telah dicanangkan untuk berlanjut melalui Proyek Inisiatif 2025. Komitmen untuk keberlanjutan jaringan ini mencerminkan misi BINUS untuk terus memberdayakan dan tidak pernah berhenti membangun dampak. Melalui upaya ini, BINUS memastikan bahwa mahasiswa yang didukungnya tidak hanya berhasil dalam lingkup akademis, tetapi juga sukses sebagai pemimpin komunitas yang berdaya.

Kisah iBuddy Community Impact Summit 2025 adalah cerminan otentik dari nilai-nilai Community Empowerment yang dipegang teguh oleh BINUS University. Kami percaya bahwa pendidikan sejati melampaui ruang kelas—ia berakar pada kemampuan untuk berempati, berkolaborasi, dan menciptakan perubahan positif. Dengan menjembatani mahasiswa lintas institusi dan budaya, kami menanam benih cross-cultural collaboration yang akan terus tumbuh menjadi hutan dampak sosial yang lebat. Inilah yang kami sebut sebagai internasionalisasi yang bernyawa dan pengembangan komunitas yang strategis.-