Merajut Legalitas Usaha di Kepulauan Seribu: Kisah Pemberdayaan UMKM Pulau Pramuka melalui NIB

Di tengah birunya lautan dan sejuknya angin pesisir terdapat denyut kehidupan ekonomi yang kuat di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka yang merupakan jantung administratif Kabupaten Kepulauan Seribu. Ratusan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung penghidupan masyarakat lokal bergerak di sektor kuliner, wisata, hingga penginapan. Namun, di balik potensi yang besar ini, tersimpan sebuah tantangan fundamental karena mayoritas dari mereka masih beroperasi secara informal tanpa adanya legalitas usaha yang sah. Ketiadaan Nomor Induk Berusaha (NIB) membatasi langkah mereka, mulai dari akses ke pembiayaan, program bantuan pemerintah, hingga peluang untuk berkembang secara kompetitif. Di sinilah Universitas Bina Nusantara hadir melalui inisiatif Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh Bapak Dr. Ir. Haryadi Sarjono, ST, MM, ME, untuk menyentuh langsung inti permasalahan ini.

Melihat adanya urgensi tersebut, tim pengabdian dari BINUS melibatkan dosen dan satu salah satu mahasiswa jurusan Marketing Communication, 2540133556 – Angelica Belinda merancang sebuah solusi yang informatif dan transformatif dengan dilakukannya pelatihan pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) bagi UMKM disekitar Pulau Panggang. Sejak tahun 2018, NIB telah menggantikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagai identitas tunggal yang membuka gerbang ke ekosistem usaha formal, termasuk sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko. Tujuan utamanya sederhana namun berdampak besar yaitu meningkatkan legalitas usaha UMKM melalui kepemilikan NIB serta memastikan mereka mampu mengakses sistem OSS secara mandiri dan berkelanjutan. Pelatihan ini merupakan jembatan harapan, membantu para pelaku usaha melepaskan diri dari ketergantungan pada sistem informal dan meraih peluang yang lebih luas.

Program yang berlangsung secara tatap muka di lokasi UMKM Kepulauan Panggang, Kepulauan Seribu Utara selama dua hari. Jarak tempuh yang dilalui sekitar 71 Km dari Perguruan Tinggi BINUS tidak menyurutkan semangat tim untuk memberikan pendampingan secara langsung. Pendekatan yang digunakan adalah edukatif dan partisipatif, dengan memadukan penyampaian materi tentang pentingnya legalitas usaha dan fungsi NIB, selanjutnya sesi praktik langsung pengisian data dan pengajuan NIB secara real-time melalui sistem OSS-RBA (Berbasis Risiko). Kami memahami bahwa keterbatasan literasi digital, infrastruktur internet yang tidak stabil, dan minimnya perangkat menjadi kendala nyata di lapangan. Oleh karena itu, tim berkomitmen untuk menyediakan pendampingan individual (satu per satu), memastikan tidak ada satu pun peserta yang kesulitan menyelesaikan proses pendaftaran NIB-nya.

Lebih dari sekadar dokumen, NIB menjadi simbol kedaulatan usaha sebagai pengakuan resmi dari negara yang membuka jalan bagi UMKM untuk naik kelas, meningkatkan kredibilitas di mata konsumen, dan memiliki daya saing yang lebih tinggi sehingga hal tersebut menjadi langkah awal untuk membentuk ekosistem UMKM formal di Kepulauan Seribu. Dengan bekal NIB, para pelaku usaha kini memiliki kunci untuk mengakses fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan, mengikuti pengadaan barang dan jasa secara resmi, dan mendapatkan berbagai program bantuan dari pemerintah. Melalui program yang dilaksanakan ini adalah bukti nyata komitmen BINUS University dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Manajemen Operasi untuk menciptakan dampak positif dan pemerataan pembangunan ekonomi yang sejalan dengan semangat Community Empowerment.

Dampak humanis (human impact) dari pelatihan NIB ini tidak ternilai harganya. Melihat senyum lega para pelaku UMKM ketika NIB mereka berhasil diterbitkan adalah kebahagiaan sejati tim BINUS. Ini adalah cerita tentang perubahan nasib, di mana keraguan dan ketidakpastian berganti menjadi optimisme dan rasa memiliki yang baru terhadap bisnis mereka. Dengan NIB, para pemilik usaha, banyak di antaranya adalah ibu rumah tangga dan pemuda lokal, kini memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan usaha mereka lebih jauh. Inilah esensi dari Community Empowerment BINUS University dengan menggunakan pengetahuan akademik untuk mengatasi hambatan struktural dan menumbuhkan kemandirian ekonomi dari tingkat akar rumput. Kami mengajak seluruh pihak, dari akademisi hingga pemangku kebijakan untuk terus mendukung inisiatif ini.-