Memperkuat Langkah UMKM Fesyen: Kisah Pemberdayaan Menuju Keunggulan Kompetitif

Di tengah hiruk pikuk industri fesyen yang tak pernah tidur, setiap usaha kecil dan menengah (UMKM) berjuang untuk menemukan suaranya. Di sinilah kisah ini bermula. Sebuah UMKM fesyen, yang telah merintis langkah sejak tahun 2021, menghadapi tantangan besar yaitu pertumbuhan dan profitabilitas belum mencapai harapan. Sebagai bagian dari komitmen Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen-dosen BINUS University, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM), turun tangan untuk menjadi katalisator perubahan. Kegiatan pendampingan yang bertajuk “Pengembangan Media Promosi UMKM Bidang Fesyen” dilaksanakan oleh Bapak Indry Aristianto Pradipta, S.E., M.M., bersama tim, dengan tujuan mulia dalam mentransfer pengetahuan strategis dan wawasan mendalam untuk memberdayakan usaha lokal ini.

Sesi yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada 24 Juli 2025 ini, menjadi lebih dari sekadar sosialisasi, melainkan ruang diskusi yang hangat dan kolaboratif. Kami menyaksikan dari dekat bagaimana UMKM ini bergulat dengan beberapa kendala krusial dengan posisi merek yang kurang kuat, pemahaman tren pasar yang terbatas, strategi pemasaran digital yang belum optimal, serta tantangan dalam mempertahankan pelanggan. Hambatan ini, seperti dinding tak kasat mata, menghalangi mereka untuk membangun keunggulan kompetitif yang jelas menjadi sebuah fondasi yang wajib dimiliki di pasar fesyen yang sangat jenuh. Peran dosen di sini bukan hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai fasilitator dan penasihat yang menganalisis dan membimbing, menunjukkan bahwa institusi akademik memiliki hati dan kepedulian nyata terhadap denyut nadi ekonomi rakyat.

Dengan pendekatan partisipatif, tim PkM memperkenalkan kerangka berpikir strategis yang baru. Kami mengupas tuntas pentingnya rebranding yang strategis dan segmentasi pasar yang tepat, memastikan setiap upaya promosi menyasar audiens yang benar. Lebih lanjut, kami mengajarkan cara memanfaatkan kekuatan digital mulai dari analitik media sosial hingga implementasi sistem Customer Relationship Management (CRM) sebagai senjata utama di era ini. Namun, kunci terpenting yang kami tekankan adalah penciptaan nilai melalui diferensiasi produk, storytelling yang memikat, dan identitas merek yang konsisten adalah elemen emosional yang menghubungkan produk dengan hati pelanggan.

Dampak dari inisiatif ini terasa jauh melampaui sekadar strategi bisnis. Ia adalah tentang membangun ketahanan (resiliensi) dalam jiwa wirausaha lokal. Melalui bimbingan ini, UMKM didorong untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga untuk tumbuh secara berkelanjutan, menavigasi tahap awal pertumbuhan mereka dengan lebih percaya diri. Sesi pendampingan  berfokus pada penguatan kehadiran di pasar dan peningkatan profitabilitas jangka panjang. Ini adalah cerminan misi BINUS University untuk berperan aktif dalam mendukung kewirausahaan lokal dan memberdayakan masyarakat, membuktikan bahwa transfer ilmu dari kampus mampu menciptakan dampak sosial yang signifikan.

Kisah UMKM fesyen yang kami dampingi ini bukan sekadar catatan akademis; ini merupakan potret nyata dari harapan dan ketekunan para pelaku usaha lokal. Inisiatif dari BINUS University ini menegaskan satu hal bahwa kami percaya pada potensi tak terbatas yang dimiliki komunitas. Kami percaya bahwa dengan sedikit sentuhan strategi yang tepat mulai dari rebranding hingga adopsi CRM menjadi rintangan pasar yang paling sulit pun dapat diatasi, sehingga mereka mampu membangun keunggulan kompetitif yang kokoh. Dampak dari pendampingan ini melampaui angka profit; ini tentang memberikan harapan, membangun kepercayaan diri, dan menciptakan ekosistem wirausaha yang lebih tangguh dan berkelanjutan di Indonesia.-