Tapanuli Utara, 27 Juni 2025 – Sebuah perjalanan selama empat hari menjadi momen penting dalam upaya menjawab pertanyaan besar: bagaimana sebuah desa bisa tumbuh menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan? Inilah semangat utama dari kegiatan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh Community Empowerment BINUS University di Desa Sibandang, Tapanuli Utara, pada 22–26 Juni 2025. Perjalanan empat hari dimulai dari satu pertanyaan sederhana, “bagaimana sebuah desa di Tapanuli Utara bisa menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan?” Itulah semangat yang dibawa tim Community Empowerment BINUS University yang diwakili Ibu Retno Dewanti, S.Si., M.M., Ph.D selaku Manager CE dan Bapak Wisnnu Ivan Kusuma H.P, S.Sos., M.Si. selaku Fostering Section Head dalam rangkaian kunjungan dan pelatihan di Desa Sibandang, Tapanuli Utara, pada 23–26 Juni 2025 lalu.

Diawali dengan dialog strategis bersama Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli Utara, kegiatan ini berlanjut dengan pelatihan intensif untuk masyarakat, kelompok sadar wisata, UMKM, dan karang taruna setempat. Dua topik utama yang dibahas: literasi keuangan digital serta strategi bisnis digital untuk pariwisata dan industri kreatif. BINUS @ Kamupus Medan melalui dosen Bapak Ignatius Edward Riantono, S.E., M.Ak. dan Bapak Dr. Dimas Yudistira Nugraha, S.S., M.M. turut mendampingi proses ini secara langsung di lapangan. Kegiatan ini juga jadi momen belajar bersama—menggali potensi lokal, menjelajahi situs budaya, kebun hasil bumi, hingga Puncak Natissuk bersama tokoh adat dan jajaran dinas. Dalam membangun desa wisata bukan hanya soal tempat indah, tapi tentang kesiapan masyarakatnya untuk tumbuh secara berkelanjutan.

Jakarta, 26 Juni 2025 – Di tengah hijaunya perbukitan dan angin tenang Danau Toba, Desa Sibandang menjadi saksi pertemuan warganya yang datang dengan satu tujuan: belajar bersama tentang bagaimana desa bisa maju di era digital, tanpa meninggalkan akar budaya yang telah menghidupi mereka selama generasi.

Pada 25 Juni 2025, Community Empowerment BINUS University hadir langsung di desa ini, menggelar pelatihan yang merangkul berbagai lapisan masyarakat. Dari pelaku UMKM, karang taruna, kelompok sadar wisata, hingga tokoh adat — semua duduk bersama dalam ruang dialog yang hangat. Materi pelatihan meliputi literasi keuangan digital dan strategi bisnis digital, khususnya untuk sektor pariwisata dan industri kreatif.

Antusiasme terlihat di setiap mata yang hadir. Mereka tak hanya berupaya memahami cara memasarkan produk secara online atau mengelola keuangan dengan aplikasi, tetapi juga memikirkan bagaimana inovasi ini dapat berjalan selaras dengan nilai dan identitas desa.

Tak berhenti di ruang pelatihan, kegiatan berlanjut dengan observasi langsung ke kebun lokal, situs budaya, dan Puncak Natissuk — ditemani perwakilan adat dan jajaran Dinas Pariwisata. Observasi ini menjadi langkah awal untuk memetakan potensi wisata budaya yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan.

Harapannya sederhana, namun bermakna besar: Desa Sibandang dapat tumbuh menjadi destinasi desa wisata unggulan di kawasan Danau Toba, di mana kemajuan digital dan kelestarian budaya berjalan beriringan, saling menguatkan.

– Puti

Jakarta, 25 Juni 2025 – Bagaimana sebuah desa bisa berkembang tanpa kehilangan jejak sejarahnya?

Pertanyaan ini menjadi pintu masuk dalam diskusi antara Community Empowerment BINUS University dan Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara saat berkunjung pada 24 Juni 2025. Fokus mereka adalah Desa Sibandang — sebuah pulau kecil di Danau Toba yang menawarkan pemandangan memesona, namun juga menyimpan kisah masa lalu yang tertanam kuat dalam ingatan kolektif warganya.

Sebagai bentuk nyata pemberdayaan, CE BINUS mengadakan pelatihan, pengembangan, dan pendampingan untuk mengoptimalkan potensi desa ini. Salah satu langkah pentingnya adalah memperkuat peran Kelompok Sadar Wisata dan local champion dalam mengelola destinasi sejarah dan budaya.

Banyak warga Sibandang adalah generasi ketiga dari para pelaku sejarah lokal. Mereka bukan sekadar penerus cerita, tapi juga penjaga dan penyampai narasi. Lewat ide seperti trekking ke situs budaya dan pelibatan langsung komunitas lokal, sejarah tidak hanya dipelajari, tetapi dihidupkan kembali setiap kali ada langkah kaki dan percakapan di jalurnya.

Sebab, sejarah tidak harus dibatasi oleh bingkai kaca museum. Ia bisa hadir di jalan setapak, di dermaga kecil, atau di bawah pohon tua yang menjadi saksi. Dan di Desa Sibandang, masa lalu dan masa depan berjalan beriringan — menghidupi satu sama lain.

Toba, 25 Juni 2025 – Geopark Kaldera Toba adalah bukti nyata sebuah lanskap memukau yang menjadi warisan dunia yang bukan hanya karena keindahannya, tapi juga karena relasi yang terjalin antara alam dan manusia yang hidup di sekitarnya.  Geopark Kaldera Toba telah diakui UNESCO sebagai Global Geopark, dan kini menjadi perhatian bersama untuk dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan. Itulah semangat yang mengalir pada 23 Juni 2025, saat tim Community Empowerment BINUS University yang diwakili oleh Ibu Retno Dewanti, S.Si., M.M., Ph.D (Manager CE) dan Bapak Wisnnu Ivan Kusuma H.P, S.Sos., M.Si. (Fostering Section Head) berkunjung ke Sumatera Utara. Bersama perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mereka duduk satu meja membicarakan masa depan Geopark Kaldera Toba — kawasan yang telah diakui sebagai UNESCO Global Geopark.

Pertemuan ini bukan sekadar formalitas. Di dalamnya, mengalir gagasan tentang bagaimana berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam sekaligus memberdayakan masyarakat lokal. Bagaimana pelestarian yang baik tak hanya mempertahankan pengakuan dunia, tapi juga membawa manfaat nyata bagi warga yang menggantungkan hidup di sekitarnya.

Sebab menjaga warisan alam seperti Danau Toba bukan hanya soal melestarikan lanskap, melainkan memastikan kehidupan yang ada di sekitarnya berjalan beriringan dengan kelestarian itu. Di sinilah kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan akademisi menjadi kunci.

Lalu, menurut kamu, peran apa yang bisa dilakukan komunitas dan akademisi agar Danau Toba tetap lestari dan terus diakui dunia? Mari bagikan pandanganmu — karena menjaga warisan dunia adalah tugas kita bersama.

– Puti