BINUS Lawan Covid-19 dengan Robot
Pandemi COVID-19 atau Virus Corona masih menjadi masalah utama masyarakat global saat ini. Ilmuwan di seluruh dunia masih terus berusaha menciptakan vaksin dan obat yang dapat memutus mata rantai penyebaran virus ini. Selain dengan vaksin dan obat, upaya menekan penyebaran virus dapat juga dilakukan melalui penerapan social distancing maupun physical distancing; membatasi kunjungan ke tempat ramai dan juga menjaga jarak fisik sesuai dengan protokol Kesehatan. Prihatin dengan kondisi ini, Prof. Dr. Ir. Widodo Budiharto, S.Si., M.Kom., IPM., beserta tim Dosen di BINUS UNIVERSITY menciptakan robot berbasis artificial intelligence sebagai bentuk kontribusi dan pengabdian masyarakat di masa pandemic COVID-19. Dinamakan NAYAKALARA yang memiliki arti Prajurit yang bertempur melawan wabah penyakit yang berjangkit serempak di muka bumi, terdiri dari Robot Disinfektan yang dapat membantu melakukan penyemprotan desinfektan dan Robot Food Delivery and Monitoring yang dapat membantu mengecek kondisi pasien dan mengantar makanan dan minuman.
Penemuan yang pertama adalah Food Delivery and Monitoring Robot yang membantu tenaga medis dalam mengirimkan makanan ke ruangan pasien Covid-19 serta membawa sisa makanan, dikendalikan jarak jauh menggunakan WiFi berbasis smartphone. Dapat menyinari UV di ruangan pasien dan ruang lainnya. Tersedia fasilitas Video Conference antara Tenaga medis di ruang operator robot dengan pasien menggunakan teknologi ZOOM.
Selain melakukan social dan physical distancing, pencegahan penyebaran virus dapat juga dilakukan dengan sterilisasi menggunakan desinfektan. Namun pada beberapa orang, desinfektan jenis tertentu dapat menyebabkan alergi dan berbahaya jika terkena kulit ataupun terhirup. Robot Desinfektan ciptaan Prof. Widodo mungkin bisa menjawab kendala tersebut. Robot ini dapat menyemprot disinfektan dalam jarak hingga 6 Meter, dengan tangki disinfektan berukuran 10–20 Liter. Dikendalikan jarak jauh menggunakan Smartphone (Bluetooth), pengguna dapat melakukan sterilisasi ke titik-titik yang rentan akan penyebaran virus.
Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat dengan kasus dan kematian yang juga semakin meningkat menjadi pertanyaan semua orang kapan pandemi ini akan berakhir. Melihat hal ini, Prof. Widodo beserta tim yang terdiri dari Danu Widhyatmoko, M.Sn; Dr. Ir. Alexander Agung Gunawan Santoso, IPM; Dr. Ir. Edy Irwansyah, IPM, dan Heri Ngarianto mengembangkan COVID-19 Prediction and Monitoring Dashboard yang berbasis statistical computing dan artificial intelligence dengan melakukan prediksi perkembangan jumlah positif COVID-19 yang telah terkonfirmasi di Indonesia dan juga per propinsi. Data prediksi ini dapat membantu sumber pengambilan keputusan di suatu lembaga dan juga masyarakat umum agar dapat memantau penyebaran virus dan senantiasa waspada.
Ketiga produk tersebut sudah terdaftar di SINTA DIKTI sebagai kontribusi Dosen terkait COVID-19.Ketika ditanya proses bagaimana pembuatan robot-robot tersebut, Prof. Widodo mengatakan proses pembuatannya cukup singkat. BINUS Disinfection Robot hanya dikerjakan dalam 2 hari dan Food Delivery and Monitoring Robot dikerjakan dalam 4 hari. Kendala yang ditemukan adalah komponen alat yang berkualitas untuk bisa membuat robot yang terbatas. “Saat ini sedang diproduksi 20 robot dan akan disumbangkan kepada salah satu Rumah Sakit di Bandung. Kami ingin robot ini dapat terus diperbanyak dan diberikan secara gratis ke Rumah Sakit. Hendaknya kedepan, semua rumah sakit menggunakan robot buatan Indonesia” harapan Beliau atas robot ciptaannya.
Prof. Widodo banyak melakukan riset serta karya ilmiah dan telah terpublikasi baik dalam jurnal publikasi Nasional maupun Internasional. Sebelumnya Beliau membimbing mahasiswanya dalam menciptakan karya ilmiah seperti Robot Humanoid yang dapat berinteraksi dengan Bahasa Indonesia. Selain itu Beliau juga mengembangkan Kursi Roda yang dapat digerakkan dengan sinyal otak pikiran yang dinamakan Ratanggalih yang membantu penderita disabilitas dalam melakukan aktivitas.
Pesan yang terus Prof. Widodo tanamkan ke mahasiswa didiknya, “Teruslah berimaginasi, berinovasi, bayangkan yang anak-anak inginkan, lalu segera diwujudkan jangan hanya berangan-angan, karena itu adalah kunci kesuksesan”.