KKP Beri Sertifikat Cara Pembenihan Ikan Gabus ke Koperasi di Sergai Sumut
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) kepada Koperasi Kota Galuh Mandiri di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara. Adapun budidaya ikan yang dilakukan adalah terhadap ikan gabus. Sertifikat itu adalah yang pertama kali diberikan di Tanah Air. Sertifikan diberikan di farm budidaya Koperasi Kota Galuh Mandiri di Desa Kotagaluh, Kecamatan Perbaungan, Sergai, Provinsi Sumatera Utara pada Jumat, 12 Mei 2023.
Koperasi Kota Galuh Mandiri adalah binaan PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP), industri farmasi yang memproduksi obat berbahan ikan gabus. Pengembangan budidaya menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) yang bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus). Direktur MMP Sutristo mengatakan, CPIB merupakan standar sistem mutu perbenihan paling sederhana atau dasar yang harus diterapkan untuk memproduksi benih ikan yang bermutu. Sejumlah dasar yang harus diterapkan adalah mulai dari cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dalam lingkungan yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikan biosecurity, mampu telusur (traceability) dan keamanan pangan (food safety).
Sutristo mengapresiasi penyerahan sertifikat karena mutu ikan gabus yang berasal dari Sergai sudah standard SNI. “Dengan standar CPIB ini, keberlangsungan bahan baku ikan gabus lebih terjamin,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 13 Mei 2023. Selain itu, kata dia, suplai bahan baku nantinya akan terstandar dengan mutu yang baik. “Budidaya ikan gabus kita sudah berhasil mendapatkan ikan gabus F3, kemungkinan akhir tahun ini F4 atau keturunan keempat,” ucapnya. Dia menjelaskan, pihaknya berfokus mengembangkan produk kesehatan untuk ibu dan anak yang bersumber dari bahan alam Indonesia. Produk berbahan baku ikan gabus tersedia untuk ibu hamil, melahirkan, menyusui dan anak-anak.
“Untuk ketersedian bahan baku, kami membudidaya ikan gabus dengan pakan organik magot dan indukan ikan hasil domestikasi sehingga sustainability. Kualitas produk tetap terjaga,” ucap Sutrisno.
Kolaborasi riset dilakukan Universitas Binus, Pemkab Sergai, Universitas Sumatera Utara (USU) dan PT MMP, meniliti kekurangan gizi kronis pada anak di Sergai. Penelitian dilakukan selama enam bulan di 20 Puskesmas, 6 kelurahan dan 243 desa. Hasilnya membuktikan bahwa pemberian sirup kombinasi eskstrak ikan gabus, meniran, temulawak dan madu berhasil menurunkan stunting hingga 38 persen.
Sumber: tempo.co https://bisnis.tempo.co/read/1725504/kkp-beri-sertifikat-cara-pembenihan-ikan-gabus-ke-koperasi-di-sergai-sumut?page_num=1