Jakarta, 30-31 Maret 2022– Asupan gizi yang sehat dan seimbang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembanan fisik serta kecerdasan, khususnya pada bayi dan anak. Gizi yang baik dan seimbang membuat pertumbuhan berat badan normal dan sehat, daya tahan tubuh yang lebih kuat dan tahan terhadap penyakit, serta meningkatkan produktivitas kerja. Dikutip dari Peraturan Menteri Kesehatan RI No.41 Tahun 2014, gizi seimbang memiliki pengertian susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Sayangnya, pola hidup dengan gizi seimbang ini belum diterapkan secara maksimal di Indonesia. Masyarakat banyak yang masih menyepelekan asupan makanan khususnya untuk ibu hamil dan anak-anak. Kondisi kurangnya pemahaman masyarakat terhadap gizi seimbang menyebabkan banyak anak Indonesia yang menderita stunting. Dikutip dari Buletin Stunting, Kementrian Kesehatan RI, stunting merupakan adalah kondisi yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita (di bawah 5 tahun). Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi Kemenkes RI, pada tahun 2019 angka prevelensi stunting anak Indonesia adalah sebesar 35,6%, ini berarti sekitar 1 dari 5 balita di Indonesia mengalami stunting. Pertumbuhan anak disebut mengalami stunting bila tinggi badan atau panjang tubuh anak tersebut kurang 2 angka dari standar Multicentre Growth Reference Study atau Standar Deviasi Median Standard Pertumbuhan Anak dari WHO. Angka stunting di Indonesia yang melebihi batas 20% tersebut membuat WHO mengklasifikasikan negara Indonesia berada pada status kronis stunting anak, bahkan Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara dengan angka stunting anak terburuk di Asia Tenggara.
Menurut Ibu Ervina S.Gz, M.Sc, selaku Dosen Teknologi Pangan Binus University, menyatakan bahwa anak yang stunting akan mudah sakit serta mengalami penurunan konsentrasi dan daya pikir. Beliau juga menambahkan, anak tidak perlu banyak makanĀ tetapi dengan kualitas makanan yang cukup (gizi) dan seimbang maka akan dapat menghindari stunting pada anak.
Lebih lanjut, menurut Kementrian Kesehatan, untuk mendapatkan pola hidup gizi seimbang, maka masyarakat bisa menerapkan prinsip gizi seimbang yang terdiri dari 4 (empat) pilar. 4 (empat) pilar tersebut merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk, yaitu antara lain:
Dalam mendukung Catur Darma Perguruan Tinggi, maka Binus University berkerja sama dengan Rotary Spirit RC Jakarta memberikan pelatihan dan seminar terkait cara mencegah stunting sejak dini, Acara tersebut sejalan dengan Kegiatan Gizi Nasional yang diselenggarakan selama 2 hari mulai dari tanggal 30-31 Maret 2022, di Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Ibu Diana Lo, Ketua Jurusan Teknologi Pangan, Binus University membagikan informasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan oleh ibu hamil untuk menghindari stunting pada anak pasca persalinan. Beliau juga menyarankan agar para ibu hamil tersebut mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan berprotein tinggi.
Seminar ini merupakan kelanjutan kegiatan Binus University melalui Community Development Academic untuk mengurangi angka stunting di daerah tersebut. Diharapkan melalui rangkaian kegiatan ini, kualitas kesehatan masyarakat, khususnya di Kecamatan Koroncong menjadi lebih baik sehingga bisa mencetak generasi muda yang sehat dan unggul.
(PUTI)