Fenomena paradoks telah menjadi suatu fenomena yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Pada dasarnya, paradoks merupakan sebuah pernyataan yang seolah-olah berlawanan atau bertentangan dengan asumsi umum, namun di dalam kenyataannya pernyataan tersebut mengandung sebuah kebenaran.
Umumnya, penyebutan kata paradoks seringkali digunakan dengan kontradiksi, namun kontradiksi oleh definisi yang tidak benar. Di samping itu, banyak pula paradoks yang memiliki sebuah jawaban, meski tetap saja tidak terpecahkan atau hanya mampu dipecahkan melalui perdebatan terlebih dahulu.
“Paradoks didasarkan pada persepsi organisasi dicirikan dengan elemen yang acap kali bertentangan tapi terjalin satu sama lain dan merupakan fakta yang tidak dapat diabaikan,” ujar Mohammad Hamsal.
Kalimat itu menjadi kalimat pembuka yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mohammad Hamsal, MSE, MQM, MBA, CISCP dalam orasi ilmiah berjudul “Paradoxical Strategies: Using Both/And Thinking to Lead Business Transformation.” Hal itu diungkapkan oleh Prof Hamsal pada acara Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Manajemen Stratejik Binus University.
Lebih lanjut Prof Hamsal memaparkan melalui orasi ilmiah yang mengangkat strategi paradoks sebagai kontradiksi (pertentangan) yang dapat diselesaikan, dalam arti memperkaya pemahaman fakta atau memberi manfaat peluang baru, nilai baru atau inovasi.
Ini berdasar pada fenomena tekanan yang terus muncul antara kebutuhan hari ini dan besok (paradoks inovasi), antara integrasi global dan kepentingan lokal (paradoks globalisasi), serta antara misi sosial dan tekanan keuangan (paradoks kewajiban).
Elemen kontradiktif yang diadopsi sebagai salah satu dasar dari paradoks ini adalah “yin-yang” yang dalam filsafat China digunakan untuk menggambarkan bagaimana kutub berlawanan bergantung satu sama lain. “Yin” mewakili kekuatan feminin dan “yang” mewakili kekuatan maskulin.
Model “yin-yang” menggambarkan kontradiksi dan dualitas dalam keseimbangan, yang mencerminkan realitas dan persistensi dalam pergerakan yang terus-menerus.
Ini menunjukkan bahwa bagian-bagian yang berlawanan secara konsisten mengalir dan memperkuat satu sama lain. Mengutip dari PwC (2020), Prof. Hamsal mencatat ada enam paradoks yang menjadi semakin penting untuk dikelola yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin.
Sebagai penutup, Prof. Hamsal menyampaikan kegiatan penelitian di bidang manajemen stratejik dan kerja sama industri akan terus digalakkan dan dukung oleh industri dan lembaga pemerintah untuk mencapai level global.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengakuan internasional dan membantu Binus University dalam memenuhi visi untuk membina dan memberdayakan masyarakat. Ini akan meningkatkan daya saing dan keunggulan sebagai Perguruan Tinggi Indonesia yang berkualitas dunia.
Sumber: liputan6.com https://www.liputan6.com/jatim/read/5209530/prof-hamsal-paparkan-strategi-paradoks-di-acara-pengukuhan-guru-besar