Labuan Bajo, sebuah kota di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, selama ini dikenal sebagai gerbang menuju keindahan Taman Nasional Komodo. Namun pada Senin, 10 Maret 2025, wilayah ini menandai babak baru dalam potensi lokalnya: pertanian bertemu pariwisata. BINUS University, bekerja sama dengan komunitas petani lokal, memulai inisiatif transformasi lahan pertanian menjadi destinasi agrowisata berkelanjutan, dengan peluncuran program yang berlangsung di Pavilla Hotel Labuan Bajo.
Inisiatif ini bertujuan untuk menjawab dua tantangan utama: meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemasaran digital dan pengembangan produk berbasis alam, sekaligus melestarikan lingkungan melalui praktik pertanian organik. Tim dosen BINUS yang tergabung dalam proyek ini antara lain Dr. Sekar Wulan P, S.Si., M.Pd, Dr. Arta Moro Sundjaja, S.Kom., S.E., M.M., CDMS, Evelyn Hendriana, S.E., M.Si., Ph.D., dan Stefanus Rumangkit, S.E., M.Sc. Mereka hadir untuk memastikan bahwa setiap tahapan kegiatan berjalan dengan pendekatan ilmiah, inovatif, dan ramah ekosistem.
Proyek ini tidak sekadar berfokus pada kegiatan pertanian konvensional seperti menanam dan memanen. Melalui pelatihan yang diberikan, para petani lokal mendapatkan pembekalan dalam penataan lahan organik, strategi pemasaran berbasis digital, serta pengolahan hasil tani menjadi produk bernilai tambah. Para wisatawan nantinya tidak hanya diajak menikmati keindahan alam, tetapi juga ikut serta dalam tur edukatif yang mengangkat nilai-nilai keberlanjutan. Konsep edutourism yang diperkenalkan dalam proyek ini menjadi salah satu pendekatan kunci, di mana pengalaman wisata diolah menjadi wahana pembelajaran tentang pertanian sehat dan pelestarian lingkungan.
Kesuksesan awal program agrowisata Labuan Bajo ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Pemerintah daerah berkontribusi dalam penyediaan regulasi dan infrastruktur pendukung, sementara sektor swasta turut serta dalam promosi dan ekspansi pasar produk lokal. Di balik semuanya, semangat gotong royong menjadi fondasi yang menyatukan seluruh pemangku kepentingan untuk satu tujuan bersama: menciptakan masa depan yang baik untuk alam dan masyarakat.
Program ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi BINUS University dalam pemberdayaan masyarakat dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Inisiatif ini membuktikan bahwa pertanian bukanlah sektor yang tertinggal, tetapi justru memiliki potensi besar jika disinergikan dengan inovasi dan semangat kolaboratif.
Lalu, bagaimana dengan daerah Anda? Apakah agrowisata berbasis keberlanjutan bisa menjadi solusi bagi peningkatan ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan di komunitas lokal?
–