Sebagai institusi pendidikan, BINUS University selalu memegang teguh komitmennya untuk tidak hanya mencetak lulusan unggul, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui berbagai kegiatan pengabdian. Kali ini, kisah inspiratif datang dari tim dosen dan mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) School of Design BINUS University yang memilih untuk menyentuh langsung persoalan lingkungan dan ekonomi di tingkat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Timur. Mereka berfokus pada UMKM Aira Food di Kabupaten Malang, produsen keripik yang menghadapi tantangan limbah produksi talas yang signifikan. Melalui pendekatan inovatif dan berbasis keberlanjutan, program ini tidak sekadar memberikan solusi bisnis, tetapi juga menjadi cerminan nyata dari upaya bersama mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
UMKM Aira Food, yang memproduksi aneka keripik dari umbi-umbian dan buah-buahan, menghadapi masalah klasik: sejumlah besar bahan baku talas tidak lolos standar produksi karena ukuran atau bentuk yang tidak sesuai, meski sebenarnya belum busuk dan kaya nutrisi. Limbah ini, yang tadinya terbuang atau hanya menjadi pakan ternak, kini dilihat oleh tim pengabdian BINUS sebagai peluang emas. Jika dibiarkan terus-menerus, limbah ini berpotensi menimbulkan kerugian produksi dan dampak buruk pada lingkungan. Dilaksanakan oleh Asri Radhitanti, S.Sn., M.Ds., tim BINUS menawarkan pendampingan olah limbah untuk diubah menjadi camilan ringan bergizi yang inovatif, sehingga limbah talas ini dapat merebut kembali nilai tambahnya secara ekonomi.
Program pendampingan ini merupakan lanjutan dari inisiatif sebelumnya di tahun 2023 yang fokus pada perancangan ulang kemasan produk Aira. Kali ini, fokusnya bergeser ke hulu produksi. Program ini direncanakan berlangsung dari Juli 2025 hingga Maret 2026, melibatkan diskusi intensif dengan mitra terkait proses produksi produk olahan limbah, hingga desain kemasan yang baru. Melalui pendampingan, tim BINUS dan UMKM Aira berdiskusi untuk menciptakan produk olahan limbah talas dalam bentuk yang berbeda dari keripik biasa, seperti potongan kecil atau korek, dengan proses produksi yang juga berbeda, termasuk pembekuan bahan baku untuk menghasilkan tekstur yang lebih renyah. Upaya kolaboratif ini mendukung konsep zero waste dengan mengadopsi model ekonomi sirkular untuk memperpanjang umur produk, sekaligus menyelaraskan diri dengan SDG No. 2: Zero Hunger dan prioritas pemerintah terkait ketahanan pangan.
Di balik setiap angka limbah dan omzet, terdapat kisah Pak Juli Iswandi, pemilik dan pengelola UMKM Aira, yang berkomitmen pada kualitas produk lokal. Ketika tim pengabdian datang menawarkan solusi untuk limbah yang menjadi “sampah” dan sumber kerugian, ini adalah suntikan energi dan harapan. Program ini menunjukkan bahwa akademisi dan pelaku UMKM dapat bersinergi untuk mengatasi tantangan yang kompleks. Dengan mengelola limbah menjadi camilan bergizi, tim BINUS tidak hanya membantu UMKM Aira meningkatkan keuntungan dan menekan kerugian, tetapi juga berkontribusi dalam ketersediaan alternatif pangan yang bernutrisi bagi masyarakat menjadi sebuah dampak kemanusiaan yang nyata. Lokasi kegiatan di Kabupaten Malang menjadi saksi bagaimana pendidikan tinggi dapat menggerakkan roda ekonomi kerakyatan dan menjaga kelestarian lingkungan secara bersamaan.
Kisah pendampingan olah limbah talas ini adalah undangan terbuka bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa masalah terbesar seringkali menyimpan potensi terbaik. Proyek ini membuktikan bahwa kreativitas dari Desain Komunikasi Visual dapat berkolaborasi dengan isu ketahanan pangan dan teknologi pangan untuk menghasilkan solusi nyata yang berkelanjutan. Jika Anda seorang mahasiswa yang mencari kesempatan untuk menerapkan ilmu demi dampak sosial, atau seorang dosen yang ingin menyalurkan keahlian untuk memberdayakan UMKM, inilah waktu yang tepat. BINUS University percaya bahwa perubahan positif dimulai dari komitmen untuk berbagi ilmu dan peduli terhadap komunitas.-