Akses ke sumber daya terbatas sering kali menjadi tantangan dalam dunia pendidikan, khususnya di tingkat sekolah dasar. Di SDN Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, para guru dan siswa menghadapi situasi ini: media pembelajaran yang variatif masih minim, dan fasilitas literasi seperti perpustakaan serta mading sekolah belum dioptimalkan. Namun, alih-alih menyerah pada keterbatasan, tantangan ini justru menjadi pemantik semangat untuk menghadirkan inovasi dan solusi nyata dalam pembelajaran.
Inilah kisah inspiratif dari program Pengabdian kepada Masyarakat oleh tim dosen dan mahasiswa BINUS University – Malang Campus, sebuah inisiatif yang sejalan dengan semangat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-4: Kualitas Pendidikan. Dilaksanakan oleh Ibu Safitri Aprillia Putri, S.Sn., M.Ds., seorang Faculty Member dari Visual Communication Design di School of Design, tim BINUS mengusung kegiatan bertajuk “Pembuatan Media Edukasi Interaktif di SDN Sekarpuro.” Kegiatan ini merupakan bentuk pendampingan yang berfokus pada pengembangan media edukasi interaktif dengan mengangkat konten lokal Indonesia. Tujuannya bukan hanya meningkatkan minat belajar dan daya serap materi, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap budaya lokal.
Program ini berlangsung intensif sejak 2 Februari hingga puncaknya pada 8 Agustus 2025 di SDN Sekarpuro. Pendekatan yang diambil sungguh mendalam dan humanis: desain komunikasi visual yang berorientasi pada pengalaman pengguna anak-anak. Tim BINUS tidak hanya datang untuk memberi, tetapi untuk berkolaborasi dan berkreasi bersama guru serta siswa. Mereka merancang dan mengimplementasikan berbagai purwarupa, mulai dari buku cerita bergambar lokal, kartu permainan edukatif, hingga mading tematik interaktif. Prinsip desain yang diterapkan sangat memperhatikan psikologi belajar anak SD: sederhana dan jelas, visual yang menarik, penggunaan warna cerah, dan tentunya, interaktif. Dengan memadukan elemen-elemen ini, proses belajar pun berubah: dari pasif menjadi petualangan yang menyenangkan dan penuh warna.
Dampak emosional dari kegiatan ini terasa begitu nyata. Guru dan siswa terlibat aktif, berdiskusi, memotong, menempel, dan mewujudkan ide-ide kreatif mereka menjadi mading interaktif yang menarik. Bukan sekadar produk jadi, program ini juga mencakup pelatihan berkelanjutan bagi para guru agar mereka mampu mengembangkan dan memanfaatkan media edukatif secara mandiri. Inilah esensi dari pemberdayaan: memastikan bahwa inovasi yang dibawa tidak hanya bersifat sesaat, tetapi menjadi motor penggerak bagi kualitas pendidikan di masa depan. Program ini merefleksikan janji BINUS University untuk terus berkontribusi pada masyarakat melalui inovasi pembelajaran dan penguatan literasi di tingkat pendidikan dasar.
Kisah sukses di SDN Sekarpuro ini adalah bukti konkret bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari kreativitas. Ini menegaskan komitmen BINUS University dalam mencetak akademisi yang tak hanya unggul di kampus, tetapi juga memiliki kepekaan dan kemampuan untuk membawa perubahan positif bagi komunitas. Sebuah program pendampingan yang berhasil mengubah tantangan menjadi peluang, menjadikan proses belajar-mengajar lebih menarik, dan yang terpenting, menanamkan benih cinta pada budaya lokal sejak dini.-