Di setiap ruang kelas, selalu ada kisah unik yang dibawa oleh setiap anak. Beberapa di antaranya adalah anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang membutuhkan pendekatan berbeda agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Melihat kebutuhan tersebut, BINUS University melalui Fakultas Psikologi melaksanakan kegiatan workshop/seminar “Mengenal dan Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah” yang bertempat di SMU BHK, Jakarta Barat, pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Kegiatan ini didampingi oleh Katarina Ira Puspita, M.Psi., Psikolog, seorang akademisi dengan keahlian di bidang Psikologi. Dengan penuh dedikasi, beliau mengajak para guru dan masyarakat umum untuk lebih memahami tipologi anak berkebutuhan khusus, sekaligus cara mendampingi mereka dalam proses pembelajaran di sekolah. Fokusnya bukan hanya pada teori, tetapi juga keterampilan praktis yang bisa diterapkan langsung oleh para pendidik di kelas.
Workshop ini menjadi ruang refleksi bagi para guru untuk melihat kembali bagaimana mereka berinteraksi dengan siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Diskusi interaktif dan studi kasus nyata membantu membuka kesadaran bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki potensi besar yang bisa berkembang bila diberikan dukungan dan perhatian yang tepat. Inilah yang menjadikan kegiatan ini lebih dari sekadar seminar melainkan sebuah perjalanan bersama menuju pendidikan yang lebih inklusif.
Dampak emosional kegiatan ini terasa kuat. Banyak peserta yang mengungkapkan rasa lega dan termotivasi karena mendapatkan pemahaman baru tentang bagaimana berkomunikasi, memberi motivasi, serta mendampingi ABK dengan sabar dan penuh empati. Lebih dari itu, mereka juga merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan di sekolah dengan bekal ilmu yang bermanfaat, sehingga peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping dalam perjalanan hidup anak.
Melalui kegiatan ini, BINUS University menegaskan kembali komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat, mendukung pendidikan yang inklusif, serta memberdayakan guru sebagai agen perubahan positif. Mari kita bersama-sama menciptakan ruang belajar yang penuh pengertian, di mana setiap anak berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
–