Spiritualitas Pembelajar yang Mandiri dan Tangguh

Setiap pribadi menyimpan potensi luar biasa, namun terkadang yang membatasi kita bukanlah kemampuan, melainkan pola pikir. Di tengah hiruk pikuk Jakarta Selatan, tepatnya di PKBM Berdaya Indonesia di Kemandoran, lahir sebuah kisah inspiratif tentang transformasi cara pandang terhadap diri dan masa depan. Ini adalah kisah tentang bagaimana BINUS University, melalui inisiatif Pengabdian kepada Masyarakat, berupaya menanamkan spiritualitas pembelajar yang mandiri dan tangguh—sebuah fondasi bagi masa depan yang cemerlang. Kegiatan bertajuk “God’s Given Purpose-Driven Life: Spiritualitas Pembelajar yang Mandiri dan Tangguh” ini bukan sekadar pelatihan biasa; ia adalah panggilan untuk membuka kesadaran diri, dilaksanakan oleh Bapak Petrus Lakonawa, S.S., M.Th., Ph.D., dosen dari Character Building Development Center BINUS University.

Cerita dimulai pada 2 Agustus 2025, ketika 22 siswa-siswi baru dari PKBM Berdaya Indonesia berkumpul dengan satu persoalan mendasar: motivasi untuk maju dan pengembangan diri yang perlu diperkuat. Inilah letak sentuhan emosional dan relevansi profesionalnya. Kami percaya, pemberdayaan sejati berawal dari hati dan pikiran. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah pelatihan yang secara spesifik berfokus pada konsep Growth Mindset vs. Fixed Mindset karya Carol Dweck. Dosen Petrus Lakonawa membawa para peserta pada sebuah perenungan mendalam, menjelaskan bahwa perbedaan antara orang yang stagnan dan yang terus berkembang terletak pada keyakinan: apakah kecerdasan, bakat, dan keterampilan itu baku dan tidak bisa diubah, atau dapat dikembangkan melalui usaha, ketekunan, dan pembelajaran berkelanjutan.

Keterlibatan aktif peserta menjadi bukti nyata keberhasilan metode ini. Pelatihan ini bukan hanya transfer ilmu, melainkan sebuah interaksi yang hidup, dibuktikan dari diskusi yang interaktif dan antusiasme peserta. Melalui sesi tersebut, para siswa-siswi diajak memahami bahwa usaha keras bukanlah tanda kurangnya bakat, melainkan jalan menuju penguasaan. Mereka belajar untuk melihat tantangan sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan kritikan sebagai petunjuk untuk membenahi kelemahan, bukan ancaman terhadap harga diri. Inilah inti dari human impact yang ingin dicapai: mendorong setiap individu untuk meyakini bahwa mereka mampu melampaui batas diri yang sebelumnya mereka yakini, sebuah nilai yang resonan dengan misi BINUS untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Bagi BINUS University, kegiatan ini memiliki dimensi ganda. Secara profesional, PkM ini memberikan manfaat akademik dengan menjadi pengkayaan materi kuliah untuk mata kuliah Character Building: Self Development (CB412), memastikan kurikulum perkuliahan diperkaya dengan praktik nyata di lapangan. Dampaknya meluas, menunjukkan bahwa nilai-nilai keilmuan yang diajarkan di kampus senantiasa relevan dan terintegrasi dengan kebutuhan masyarakat. Lebih dari itu, kisah ini menegaskan komitmen institusi untuk tidak hanya mencetak lulusan unggul, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif memberdayakan komunitas, sejalan dengan visi universitas dalam membangun peradaban bangsa.

Kisah dari PKBM Berdaya Indonesia ini adalah pengingat yang kuat: perubahan terbesar dimulai dari dalam. Dengan adopsi Growth Mindset, siswa-siswi tersebut kini dipersenjatai dengan pola pikir yang akan memungkinkan mereka mencapai keberhasilan yang melampaui potensi awal mereka. Pemberdayaan ini bersifat berkelanjutan, karena mereka diajak membangun kebiasaan baru yang mengedepankan ketekunan dan kerja keras. Kami di BINUS percaya, melalui inisiatif ini, kami telah menabur benih ketangguhan.-