Membangun Jembatan Bahasa Menuju Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Di tengah hiruk pikuk perkembangan emosional dan sosial yang dialami remaja, peran bahasa seringkali terabaikan, padahal ia adalah kunci utama dalam membentuk stabilitas mental. Sadar akan kebutuhan mendesak ini, tim Pengabdian kepada Masyarakat dari BINUS University, yang dilaksanakan oleh Dosen Robita Ika Annisa dari jurusan Character Building, SOCS, meluncurkan sebuah kegiatan yang menyentuh inti permasalahan: “Mental Health Awareness for Year XII: Pengaruh Bahasa terhadap Kesehatan Mental.” Kegiatan ini dirancang sebagai penyuluhan bagi siswa-siswi Kelas XII di SMA Bunda Hati Kudus, Bogor, pada tanggal 16 Juli 2025. Inisiatif ini bukan sekadar transfer ilmu, melainkan sebuah aksi nyata untuk menjawab tantangan krisis kesehatan mental remaja, sejalan dengan misi BINUS dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan yang relevan dan berdampak.

Mengapa fokus pada bahasa? Karena bagi remaja, bahasa yang digunakan dalam interaksi harian adalah cerminan dari sikap, empati, dan penghargaan terhadap orang lain. Bahasa yang konstruktif dan menyenangkan dapat mempererat hubungan sosial, meningkatkan harga diri, dan mendorong keterbukaan dalam mengungkapkan perasaan dan mencari dukungan saat kesulitan. Sebaliknya, bahasa yang kasar atau menghina—seringkali dalam bentuk verbal bullying—dapat berdampak negatif, meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan depresi, serta membuat remaja merasa sendirian dan kurang dihargai. Kegiatan ini hadir sebagai pencerahan, menunjukkan bahwa interaksi yang suportif dan bebas dari perundungan verbal adalah benteng utama yang dapat meminimalkan risiko tersebut.

Kegiatan penyuluhan ini berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan melibatkan penyampaian materi tentang pentingnya spoken language dan dampaknya pada kesehatan mental. Komitmen BINUS, meskipun tanpa sumber dana eksternal, tetap kuat dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama Good Health and Well-being, Quality Education, dan Gender Equality. Ini adalah bukti konkret human impact: berinvestasi pada kualitas komunikasi remaja hari ini, demi masa depan mental yang lebih stabil esok hari.

Di ruangan penyuluhan yang penuh, terlihat bagaimana siswa-siswi Kelas XII SMA Bunda Hati Kudus menyimak dengan saksama, mulai memahami bahwa setiap kata yang terucap memiliki bobot emosional yang signifikan. Melalui inisiatif ini, BINUS University tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan empati sebagai pondasi komunikasi. Kegiatan ini adalah kisah tentang bagaimana keahlian akademik, yang dalam hal ini adalah Bahasa Indonesia dan Character Building, dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata yang memberdayakan komunitas dan menghasilkan perubahan perilaku positif. Dampak dari penyuluhan ini meluas: dari peningkatan kesadaran individu hingga terciptanya lingkungan sekolah yang lebih suportif dan inklusif.

Kisah sukses PkM “Mental Health Awareness for Year XII” ini menegaskan kembali nilai dan misi BINUS University: menjadi agen perubahan yang peduli dan berdampak bagi masyarakat. Setiap kata yang diajarkan telah membuka pintu dialog baru tentang kesehatan mental, membuktikan bahwa pemberdayaan komunitas berawal dari hal fundamental seperti bahasa. Kami mengundang dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk menjelajahi lebih lanjut bagaimana Anda dapat berkolaborasi dalam berbagai kegiatan Community Empowerment BINUS University, bersama-sama menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi Indonesia.-