Mengatasi Stres Belajar di Era Media Sosial

Di tengah deru informasi yang tak pernah henti, era digital telah membentuk ulang cara kita belajar dan berinteraksi. Namun, di balik kemudahan akses, terdapat tantangan baru: stres dan kecemasan belajar akibat media sosial. Menyadari pentingnya kesehatan mental sebagai pilar kesuksesan akademik, BINUS University melalui program Pengabdian kepada Masyarakat mengambil langkah nyata. Kegiatan bertajuk “Mengatasi Stres & Kecemasan Belajar di Era Media Sosial” ini bukanlah sekadar seminar biasa; ia adalah sebuah panggilan hati untuk membekali generasi muda dengan pertahanan diri di dunia maya yang serba cepat. Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari misi BINUS untuk memberdayakan komunitas dan memastikan setiap individu dapat mencapai potensi terbaiknya dengan pikiran yang sehat dan fokus.

Aktor utama dalam kisah inspiratif ini adalah tim dosen yang berdedikasi dari Computer Science dan Character Building BINUS University, dilaksanakan oleh Dita Putri Prameswari. Bersama dengan rekan setimnya, mereka merancang sebuah intervensi edukatif yang berakar pada kajian mendalam di bidang psikologi pendidikan dan kesehatan mental. Kegiatan ini dilaksanakan pada 18 Juli 2025, bertempat di SMA Santo Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta. Pemilihan lokasi ini menunjukkan fokus BINUS pada komunitas sekolah, tempat di mana tekanan akademik dan pengaruh media sosial seringkali bertemu dan menimbulkan gejolak emosi. Ini adalah wujud nyata komitmen BINUS untuk secara langsung menyentuh dan mengatasi masalah riil yang dihadapi pelajar.

Mengapa intervensi ini begitu penting? Karena media sosial, meski bermanfaat sebagai sarana komunikasi dan informasi, berpotensi besar memicu distraksi, tekanan sosial, dan perbandingan sosial berlebihan yang berujung pada stres dan kecemasan belajar. Dampak emosional ini menjadi hambatan serius terhadap kualitas pendidikan dan kesehatan mental. Tim PkM BINUS tidak hanya mendiagnosis masalah, tetapi juga menawarkan solusi praktis dan teruji. Melalui pendekatan studi kepustakaan dan penyuluhan, mereka mengidentifikasi lima strategi kunci yang sangat efektif: manajemen waktu yang cerdas, peningkatan literasi digital, penerapan teknik mindfulness, penguatan dukungan sosial, dan adopsi gaya hidup sehat. Strategi-strategi ini dirancang untuk memberdayakan siswa, mengubah mereka dari sekadar pengguna pasif menjadi pengelola aktif lingkungan digital mereka.

Suasana di SMA Santo Yakobus penuh interaksi dan keterlibatan. Pelajar tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berdiskusi, berbagi, dan mulai mengolah pemahaman mereka tentang pentingnya batas digital. Hasil kegiatan ini sangat jelas: pengelolaan yang tepat terhadap penggunaan media sosial dapat meminimalkan dampak negatif sekaligus mengoptimalkan potensinya sebagai instrumen pendukung pembelajaran. Dampak emosional terasa saat para siswa meninggalkan ruangan dengan pemahaman baru bahwa kesehatan mental mereka sama pentingnya dengan nilai akademik. Mereka kini dibekali tidak hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan perangkat untuk menjaga keseimbangan hidup mereka di era yang serba terkoneksi. Ini adalah esensi dari misi BINUS University: menciptakan pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdaya dan sejahtera.

Kisah sukses PkM ini menegaskan kembali peran strategis BINUS University sebagai agen perubahan dan pemberdayaan masyarakat. Setiap proyek pengabdian adalah janji untuk menggunakan pengetahuan akademik dalam memecahkan masalah nyata di komunitas. Dengan membekali pelajar untuk mengatasi tantangan digital, BINUS berkontribusi pada penciptaan komunitas yang lebih berdaya saing dan sehat mental.