Pelatihan Bahasa Inggris : Basic Figures of Speech in Poetry

Di tengah derasnya arus digital, seni merangkai kata dalam puisi sering kali menjadi pelabuhan untuk menenangkan jiwa dan mengasah kreativitas. Namun, bagi sebagian siswa, memahami kedalaman dan keindahan bahasa figuratif dalam puisi bisa terasa seperti memecahkan kode rahasia. Inilah yang melatarbelakangi kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dari BINUS University, sebuah inisiatif yang tidak hanya bertujuan menyalurkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan kecintaan pada bahasa. Kegiatan bertajuk “Basic Figures of Speech in Poetry” ini dirancang khusus untuk komunitas BULC: Eksul CDE for SMA, yang berfokus pada pelatihan berbahasa dan literasi digital. Inisiatif ini adalah cerminan nyata dari misi BINUS untuk memberdayakan komunitas melalui pendidikan, memastikan ilmu pengetahuan yang ada di kampus dapat memberikan dampak positif dan bermakna bagi masyarakat luas, khususnya bagi generasi muda.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bapak Alex Jhon, S.S., M.Hum., seorang dosen dari English Department BINUS University, yang memiliki keahlian di bidang Bahasa Inggris, dan dibantu oleh Dra. Wiwik Andreani, M.Hum. Motivasi di balik pelatihan ini sangatlah mendasar: untuk mengatasi kesulitan yang dialami komunitas siswa dalam memahami keindahan dan makna dari bahasa figuratif dalam puisi. Sebanyak 68 peserta dari berbagai sekolah, seperti SMA Cinta Kasih Tzu Chi dan Kanaan Cianjur, berkumpul secara daring, menunjukkan bahwa semangat belajar tidak dibatasi oleh jarak. Bagi Alex Jhon dan tim, PkM ini lebih dari sekadar transfer pengetahuan; ini adalah upaya untuk membuka mata hati para siswa agar dapat merasakan dampak manusiawi dari setiap diksi yang mereka baca atau tulis, mengubah persepsi puisi dari sekadar tugas sekolah menjadi ekspresi diri yang mendalam dan bermakna.

Pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk training secara online pada tanggal 5 Agustus 2025. Melalui medium daring, Alex Jhon dan tim menyampaikan materi pengayaan mengenai dasar-dasar majas dalam puisi, dengan presentasi bertajuk “Creative Digital English: Basic Figures of Speech in Poetry.” Dalam salah satu sesi, seperti pada materi tentang Antithesis, Bapak Alex Jhon tidak hanya menjelaskan definisinya—juxtaposition of contrasting ideas—tetapi juga fungsinya untuk menekankan atau menciptakan ekspresi yang berkesan. Di sinilah letak keajaiban: melihat antusiasme para siswa saat mereka mulai menghubungkan teori dengan contoh-contoh praktis, seperti “To err is human, to forgive divine.” Momen-momen interaktif ini membuktikan bahwa metode yang diterapkan berhasil, menciptakan lingkungan belajar yang hidup dan transformatif.

Secara profesional, kegiatan ini tidak hanya berjalan baik dan lancar, tetapi juga menghasilkan dampak signifikan. Di mata akademik, kegiatan ini turut berkontribusi pada peningkatan keterampilan presentasi pelaksana. Sementara itu, luaran utama bagi komunitas adalah tersedianya materi pengayaan yang dapat diakses. Namun, yang paling menyentuh adalah potensi keberlanjutan yang terlihat jelas; adanya usulan penyempurnaan yang menyatakan kegiatan ini sangat dibutuhkan, dengan saran untuk memberikan variasi waktu yang lebih panjang untuk praktik. Hal ini menggarisbawahi keinginan kuat dari para peserta untuk terus mendalami materi, sebuah indikator keberhasilan yang melampaui sekadar angka evaluasi. Keinginan ini menjadi pendorong bagi BINUS University untuk terus merancang program PkM yang adaptif dan berkelanjutan, memastikan warisan ilmu pengetahuan terus mengalir.

Kisah PkM “Basic Figures of Speech in Poetry” adalah pengingat akan kekuatan koneksi—antara dosen, mahasiswa, dan siswa SMA—yang dibangun atas dasar keinginan untuk belajar dan berkembang bersama. Lokasi kegiatan, yang secara administratif berada di Jakarta Barat, telah membentang luas hingga menjangkau peserta dari berbagai daerah melalui platform daring. BINUS University, melalui inisiatif seperti ini, berkomitmen untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga insan akademik yang peduli dan berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat. Kami percaya, setiap ilmu yang dibagikan adalah benih yang akan menumbuhkan kreativitas dan karakter, menciptakan dampak domino yang jauh lebih besar dari sekadar satu kali pelatihan.-